Bisnis.com, JAKARTA - Pemisahan unit Asia dari HSBC Holdings Plc diperkirakan dapat menghasilkan kapitalisasi US$26,5 miliar atau sekitar seperlima dari nilai pasar saat ini.
Estimasi nilai pemecahan unit Asia ini merupakan perhitungan dari In Toto Consulting Ltd., yang dirilis pada 8 Juni 2022 lalu.
Selain pemisahan unit, terdapat dua skenario yang dapat menguntungkan para pemegang saham HSBC, yakni proses spin off seluruh unit di Asia atau operasi ritel di Hong Kong saja menjadi penawaran umum perdana parsial.
Sunday Times Inggris melaporkan bahwa Ping An Insurance Group Co., pemegang saham terbesar HSBC, adalah perusahaan yang menugaskan laporan In Toto, tanpa mengatakan dari mana dia mendapatkan informasi tersebut. Ping An sendiri merupakan perusahaan asuransi terbesar di China.
Seorang juru bicara Ping An menolak berkomentar terkait keterlibatannya.
"Masuk akal untuk terlibat dalam percakapan yang lebih dalam tentang apakah restrukturisasi yang lebih radikal diperlukan bagi HSBC untuk tidak hanya bertahan tetapi berkembang dalam jangka panjang," kata Direktur Pelaksana dan pendiri In Toto Asheefa Sarangi, seperti dilansir Bloomberg pada Senin (13/6/2022).
Baca Juga
Dia memperingatkan, jika jajaran HSBC tidak sepenuhnya berkomitmen untuk eksekusi yang sukses, transaksi tersebut terancam hancur sebelum dimulai.
Ping An telah melakukan diskusi dengan HSBC untuk memisahkan unit Asia-nya untuk menciptakan valuasi bagi para pemegang saham.
Di sisi lain, para eksekutif yang berada di London tidak menyepakati gagasan untuk memisahkan HSBC dan tengah berupaya melawan argumen Ping An bahwa investor akan lebih baik dalam memilih investasi untuk bisnis yang fokus di Asia.
"Setiap aksi korporasi dapat membuat pemangku kepentingan tidak diuntungkan daripada saat ini,” kata Sarangi, mengacu pada skenario yang ditetapkan In Toto.
Kendati spin-off, disebut sebagai transaksi yang mahal dan rumit, cara ini dapat mempercepat pertumbuhan untuk anak perusahaan yang akan dikeluarkan.
Sementara itu, perusahaan sebelumnya dapat meraih keuntungan jangka panjang dari para pemangku kepentingan perusahaan. Namun demikian, rencana pemisahan ini mendapat dukungan dari basis ritel di Hong Kong, yang menguasai sepertiga bank itu.
Mereka menganggap cara itu dapat mencegah aliran pembayaran terputus seperti selama puncak pandemi.Hingga saat ini, belum ada pemegang saham yang memberikan dukungan secara terbuka terhadap keinginan Ping An.
Sementara itu, HSBC mengatakan sumber pendapatan dominan berasal dari klien Barat di kawasan Asia. Adapun perbankan Wall Street memberikan pandangan yang hati-hati untuk perubahan strategis semacam itu.
Barclays Bank Plc memperkirakan bahwa aksi pemisahan dapat memangkas valuasi pasar HSBC 3 - 8 persen. Selain itu, rencana ini juga akan menghabiskan miliaran dolar.
Sementara itu, JPMorgan Chase & Co. menilai perubahan material akan berdampak pada besarnya biaya restrukturisasi, hilangnya pendapatan/pangsa pasar, peningkatan pengawasan peraturan dan potensi timpangnya modal dan pendanaan.