Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketersediaan cabai cukup sehingga dapat menurunkan harga cabai yang sebelumnya melonjak akibat terbatasnya pasokan.
Pada kunjungannya di Sumedang sekaligus melakukan panen raya cabai, Sabtu (2/7/2022), dia menyampaikan produksi cabai besar nasional pada bulan Juni sebesar 78.040 ton dan cabai rawit 1.723 ton.
Sementara kebutuhan untuk cabai besar diperkirakan 76.317 ton sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton. Hal yang sama juga terjadi pada cabai keriting, ada surplus 1.403 ton karena kebutuhan nasional bulan Juni diperkirakan 72.159 ton.
"Memang ada dinamika harga menjelang hari raya Iduladha. Dan ini adalah momentum yang terjadi setiap tahun, Idulfitri, Iduladha, Natal dan tahun baru. Tapi kami hadir di sini, bersama Pak Bupati dan jajaran lainnya untuk memastikan bahwa cabai tersedia cukup," katanya dalam keterangan resmi Kementan, Minggu (3/7/2022).
Selain faktor jelang Iduladha, gejolak harga cabai menurutnya juga dipengaruhi oleh kondisi anomali cuaca dan serangan hama penyakit yang massif sehingga membuat hasil panen petani tidak optimal.
Dia menambahkan tidak ada lagunya pembatasan mobilitas, kebutuhan hotel, restoran, dan kafe atau Horeka juga meningkatkan permintaan cabai.
Baca Juga
"Saya lihat Sumedang ini bagus. Menurut laporan cabainya surplus. Kalau begitu, Sumedang bisa menyuplai daerah lainnya yang defisit," ungkapnya.
Pamulihan merupakan sentra cabai di Sumedang selain di wilayah perkebunan Gunung Sindulang, Cimanggung, dan Wado.
Berdasarkan data early warning system (EWS) Juni hingga Juli, ketersediaan cabai baik cabai besar maupun cabai rawit di Kabupaten Sumedang juga mengalami surplus.
Produksi cabai besar dan rawit bulan Juni, sebanyak 515 ton dan 393 ton, sementara kebutuhan cabai besar dan rawit adalah 324 ton dan 307 ton. Untuk Juli 2022, produksi cabai besar dan rawit mencapai 500 ton dan 337 ton sedangkan kebutuhan untuk kedua cabai tersebut adalah 353 ton dan 321 ton.
Kenaikan harga cabai pada sisi lain menurut SYL juga berdampak pada pendapatan petani.
"Tadi ada yang membahagiakan, ternyata dari kenaikan yang ada, petani juga turut menikmati. Jadi jangan sampai hanya pedagang saja. Tentu konsumen juga harus kita perhatikan bersama juga," pungkasnya.