Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi G20 untuk menampilkan beragam hasil karya terbaik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menjembatani pelaku UMKM untuk bisa unjuk gigi di KTT G20. Salah satunya mematangkan kapasitas pelaku dan kualitas produk yang akan dijadikan merchandise resmi G20 Indonesia," kata Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM, Eddy Satriya, Kamis (6/10/2022).
Tercatat dari 1.024 yang dikurasi, telah diperoleh 20 UMKM yang dinyatakan siap sebagai pemasok. Mereka yang terpilih adalah UMKM yang bergerak di sektor craft, fesyen, makanan, kosmetik, herbal dan wellness yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dia melanjutkan, Kemenkop UKM melakukan kurasi dengan menggandeng SMESCO dan kurator independen. Para kurator yang terlibat adalah ESMOD Jakarta, Patrive Desilles; Designer Graphic profesional, Uci Sumarno; Dewan Kerajinan Indonesia, Yukako Akashi dan PPA Kosmetika Indonesia, Solihin Sofian.
“Ini gambaran bagaimana Kemenkop UKM sangat serius. Kami memaksimalkan Presidensi G20 Indonesia agar sebanyak mungkin UMKM bisa berpartisipasi,” ujar Eddy.
Untuk terus menguatkan UMKM, Kemenkop UKM mempunyai empat level transformasi digital, yaitu pertama transformasi informal ke formal, pemanfaatan inovasi dan digitalisasi, transformasi rantai pasok dan wirausaha, serta transformasi koperasi modern.
Baca Juga
“Rantai pasok ini yang besar kaitannya dengan G20. Kita harapkan seluruh lapisan termasuk dukungan pemerintah daerah terus mendorong produk UMKM unggulan meningkatkan kapasitasnya. Karena kelokalan ini yang menjadi kekuatan kita untuk mendunia,” kata Eddy.
Karena itu tuturnya, pemerintah terus berupaya membangun kemitraan dalam rantai pasok. Termasuk di dalamnya pendampingan sebagai penyedia dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, yaitu 40 persen belanja APBN dan APBD mengarah untuk produk UMKM.
Diketahui World Bank mencatat 80 persen UMKM Indonesia yang masuk ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik di masa pandemi. Pemerintah menargetkan hingga 2024 sebanyak 30 juta UMKM yang onboarding ke ekosistem digital.
“Saat ini sudah ada 19,5 juta. Tidak semua memang UMKM bangkit. Namun tidak sedikit pula yang berhasil memanfaatkan digitalisasi ketika terjadi pandemi. Target 30 juta ini tidak hanya skala nasional, tapi termasuk internasional,” katanya.
Adapun Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung sejak Desember 2021 hingga November 2022 telah menggelar lebih dari 160 kegiatan resmi dan berpotensi membuka 33.000 lapangan kerja dengan nilai konsumsi mencapai Rp1,7 triliun.
“Ini tentu sesuatu yang luar biasa. Ada 20.000 delegasi masuk ke Indonesia,” katanya.