Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan inflasi di Inggris semakin mencekik warganya. Hal ini terlihat dari harga bahan makanan yang semakin mahal.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (9/11/2022), harga bahan makanan di Inggris melonjak hingga 14,7 persen dalam empat minggu terakhir. Angka ini menjadi level tertinggi sejak 2008.
Dengan lonjakan ini, harga rata-rata tahunan diperkirakan akan naik 682 poundsterling (US$782) bahkan ketika konsumen bersaing dengan meningkatnya harga energi di tengah cuaca dingin.
Lebih dari 25 persen rumah tangga mengungkapkan mereka berjuang keras untuk kebutuhan finansial, bahkan dua kali lebih berat dari tahun sebelumnya. Mereka melakukan berbagai cara untuk menghemat uang dan bahan makanan yang dimiliki, bahkan sebagian penjual membeli barang jualannya untuk mendapat harga lebih rendah.
Kepala wawasan ritel dan konsumen Kantar Fraser McKevitt mengatakan lonjakan harga bahan makanan sangat berpengaruh pada kondisi keuangan bahkan menambah kekhawatiran perdagangan domestik.
Supermarket telah menjual barang dengan rentang harga yang lebih terjangkau. Produk dari Tesco Plc dan J Sainsbury PLC dijual dengan harga yang setara dengan pesaing mereka, Aldi.
Baca Juga
Aldi, yang merebut posisi Morrisons sebagai supermarket terbesar keempat di Inggris pada bulan September, mencatatkan pertumbuhan penjualan hampir 23 persen dalam 12 minggu hingga akhir Oktober. Sementara itu, Lidl tumbuh 21,5 persen.
Sebagian besar peritel bahan makanan membukukan pertumbuhan penjualan hanya satu digit. Bahkan Morrisons dan Waitrose, unit usaha John Lewis Partnership Plc, mencatat penurunan penjualan.
Sainsbury mengatakan pada pekan lalu laba turun karena perusahaan sebagian besar tidak membebankan kenaikan biaya bahan baku ke konsumen. Tesco juga menurunkan proyeksi laba karena alasan yang sama.
Pedagang kini bersaing dengan kenaikan biaya energi dan upah. Sebagian besar menaikkan gaji karyawan dengan signifikan setidaknya sekali tahun ini.
"Harga makanan yang meroket adalah perhatian nyata dengan jutaan orang mengurangi jatah makan atau berjuang membeli makanan sehat di atas meja," jelas Kepala kebijakan makanan di Which, Sue Davies.
Untuk diketahui, data Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 10,1 persen pada September dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,9 persen (yoy), sekaligus kembali ke level tertinggi dalam 40 tahun yang pernah dicapai pada bulan Juli dan melampaui ekspektasi ekonom sebesar 10 persen.