Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! Bos InJourney Sebut Warga Indonesia Kurang Piknik

Holding BUMN Pariwisata mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia kurang piknik. Ini datanya.
Ribuan wisatawan kembali ramai mengunjungi kawasan wisata Hutan Pinus Mangunan Dlingo yang berada di daerah perbukitan Bantul pada momen lebaran tahun ini. Tim Jelajah Lebaran Bisnis Indonesia melihat ribuan wisatawan begitu antusias menikmati liburan mereka di destinasi wisata tersebut, Kamis (5/5/2022). Bisnis/Nyoman Ary Wahyudi
Ribuan wisatawan kembali ramai mengunjungi kawasan wisata Hutan Pinus Mangunan Dlingo yang berada di daerah perbukitan Bantul pada momen lebaran tahun ini. Tim Jelajah Lebaran Bisnis Indonesia melihat ribuan wisatawan begitu antusias menikmati liburan mereka di destinasi wisata tersebut, Kamis (5/5/2022). Bisnis/Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN Pariwisata mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia kurang piknik karena pada 2019, rata-rata setiap penduduk hanya berlibur atau piknik 2,6 kali dalam satu tahun.

Direktur SDM dan Digital PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, Herdy Rosadi Harman, melaporkan dari data yang dikutip dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO), terbukti jumlah perjalanan wisatawan nusantara per penduduk di Indonesia masih rendah yakni 2,6 kali per tahun.

“Indonesia itu penduduknya yang termasuk jarang piknik dalam setahun data United Nations World Tourism Organization 2019 rata-rata setahun penduduk Indonesia Cuma 2,6 kali bepergian, berbanding jauh dengan masyarakat dunia lainnya,” kata Herdy di Gedung Kementerian BUMN, Senin (12/12/2022).

Angka tersebut pun lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dengan 10,3 kali melakukan perjalanan dalam satu tahun. Sementara setiap warga Australia tercatat melakukan 14,3 kali perjalanan dalam satu tahun dan Korea Selatan sebanyak 6,6 kali dalam satu tahun.

Untuk itu, Herdy melihat sangat besar peluang optimalisasi pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang dampaknya bukan hanya menyelamatkan devisa negara, tetapi juga menambah devisa negara.

“Kalau ini di-push Wisnus, 2023 bisa meningkat 5 kalinya, kalau ngomong mengenai dampak langsung terhadap PDB, dari data harga baru, ini bisa kontribusi 18,4 persen, potensi dalam negeri itu besar, ini sense of business, tinggal bagaimana sekreatif mungkin bisa memanfaatkan potensi wisatawan domestik ini,” ujarnya.

Hasil simulasi yang Herdy paparkan menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan kunjungan wisman, akan mendorong dampak ekonomi langsung di kisaran Rp3,281 triliun, atau setara 18,4 persen dari PDB nominal, yang jauh lebih besar dibandingkan 2019 (Rp1,454 triliun).

Adapun, untuk mengoptimalkan potensi wisnus tersebut, Herdy mengungkapkan beberapa strategi kunci dapat menjadi referensi untuk pemulihan pariwisata melalui penguatan permintaan dan penawaran serta dukungan kebijakan, penguatan data dan kampanye Bangga Berwisata #DiindonesiaAja (BBWI).

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa turis domestik dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi andalan.

Setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, pergerakan turis domestik ke destinasi wisata di Tanah Air menunjukan tren meningkat.

“Hingga September 2022 sekitar 600 juta pergerakan wisnus atau sudah melampaui target tahun ini sebesar 550 juta pergerakan,” ujar Sandiaga kepada Bisnis dikutip, Senin (12/12/2022).

Meningkatnya pergerakan wisnus juga diikuti dengan meningkatnya pengeluaran. Pada 2020 rata-rata pengeluaran wisnus setiap kali melakukan perjalanan di dalam negeri mencapai Rp1.550.800, sedangkan 2021 meningkat menjadi Rp2.400.630 atau sebesar 35,4 persen.

Dengan semakin meningkatnya jumlah pergerakan dan pengeluaran, akan semakin menambah pemasukan bagi negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper