Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, pada rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/11/2022), menyebut KAI bakal menghadapi tantangan dalam mendukung pengerjaan dan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta–Bandung.
Sebelumnya, rentetan dukungan kepada KAI di antaranya sudah dimulai dengan pemberian tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp3,2 triliun, guna membantu pembayaran biaya bengkak proyek yang mencapai Rp21 triliun (US$1,45 miliar sesuai review Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunan).
"Kami beri PMN dan ke depan kami terus dorong perbaikan arus kas di KAI maupun kita akan dorong biaya pemeliharaan prasarana dan segala macam akan kita lihat," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Tiko itu juga menerangkan EBITDA KAI sudah mulai pulih berkisar Rp4 triliun. KAI juga bakal melakukan diversifikasi dari sisi kereta logistik yang memiliki potensi pendapatan cukup besar.
Kementerian BUMN, lanjut Tiko, sedang berdiskusi dengan Kemenko Maritim dan Investasi untuk menyesuaikan tarif angkutan batu bara sehingga menjadi salah satu pendapatan baru kereta api.
"Agar kereta api bisa meningkatkan sumber pendapatan dari logistik dan juga menyesuaikan harga logistik batu bara, seharusnya KAI ke depan secara cashflow akan baik," tambahnya.