Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Belanja Negara Rp141,4 Triliun per Januari 2023

Menkeu Sri Mulyani mengatakan realisasi belanja negara per Januari 2023 sudah mencapai Rp141,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja negara telah mencapai Rp141,4 triliun pada Januari 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi belanja APBN mengalami peningkatan sebesar 11,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Belanja negara Rp141,4 triliun ini tumbuh 11,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp127,2 triliun. Kalau kita lihat belanja pada Januari 2022 justru kontraktif,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).

Sri Mulyani merincikan realisasi belanja pemerintah pusat hingga 31 Januari 2023 telah mencapai Rp83,2 triliun atau 3,7 persen dari pagu anggaran 2023. Realisasi belanja tersebut meningkat sebesar 15,2 persen secara tahunan.

Belanja tersebut terdiri atas belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang tercatat mencapai Rp28,7 triliun atau naik 31,5 persen, sementara belanja non-K/L mencapai Rp54,5 triliun atau naik 8,1 persen secara tahunan.

Belanja K/L, kata Sri Mulyani, utamanya terealisasi diantaranya untuk percepatan penyaluran BOS, pengadaan peralatan/mesin, gedung/bangunan, penyaluran bansos, hingga kegiatan operasional K/L.

Sementara itu, belanja non-K/L pada Januari 2023 terealisasi utamanya untuk pembayaran manfaat pensiun dan penyaluran subsidi non energi.

Realisasi subsidi hingga 31 Januari 2023 berasal dari subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp10,7 triliun, yang merupakan pencairan atas penyaluran KUR pada tahun sebelumnya.

Pada Januari 2023, tercatat juga realisasi transfer ke daerah pada Januari 2023 sebesar Rp58,2 triliun, tumbuh sebesar 5,9 persen secara tahunan.

"Belanja negara tersebut akan terus dijaga dan diarahkan untuk mendukung momentum pemulihan ekonomi yang terus menguat," jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper