Musim Mas Group
Nama perusahaan PT Musim Mas baru resmi digunakan sejak 1972 setelah sebelumnya menggunakan nama Nam Cheong Soap yang awalnya berfokus pada bisnis sabun.
Arti nama itu merupakan terjemahan nama nenek Bachtiar Karim, pemilik sekaligus pemimpin dari Musim Mas Group, dari bahasa China ke Indonesia. Bactiar melanjutkan bisnis sabun yang dimulai ayahnya Lee Bun Liau kemudian bertransformasi menjadi salah satu konglemarasi sawit terbesar di dunia.
Bidang usaha Musim Mas terus berkembang ke perkebunan. Perkebunan pertama diresmikan di Rantau Prapat, Sumatra Utara. Perusahaan mulai berfokus mengelola sektor hulu kelapa sawit sampai hilir untuk mendistribusikan produk minyak gorengnya, seperti Sanco, Amago, dan Voila.
Pada 1990, pabrik penggilingan sawit pertama Musim Mas diresmikan di Medan. Pabrik pengolahan sawit pertamanya diresmikan di Rantau Prapat pada setahun setelahnya. Selain mempunyai kantor di Indonesia, Musim Mas mulai mendirikan kantor pertamanya berada di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2002. Dua tahun berselang, Musim Mas menjadi perusahaan Indonesia pertama yang menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Setelah dipimpin Bachtiar, Musim Mas berekspansi ke Eropa pada 2007. Selang setahun berikutnya, Musim Mas mendirikan kantor pertamanya di Amerika Serikat dengan nama Inter-Continental Oils and Fats (ICOF). Perusahaan ini sepenuhnya menjadi anak dari Musim Mas Group.
Bisnis Musim Mas semakin berkembang pesat dan tersebar di India, Singapura, Malaysia. tiga pabrik biodisel di Spanyol, Italia, Brasil, dan dengan mengakuisisi kilang gliserin. Pada saat ini, Musim Mas menjadi eksportir kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Menurut Forbes, Musim Mas Grop telah memiliki beragam produk usaha pada 2021, seperti biofuel, lemak minyak (Zakuro Bleaching Earth), minyak goreng (Sunco, Margareta dan Surya Gold), suplemen (Masester dan Masemul), oleokimia (Mascid, Mascol, dan Mascerol) lilin, sabun mandi (Levia, Harmony, Lark, Medicare, Champion, Anita, Wilson, Pizzi), lemak coklat (CBE, Choco, Goldchoc, Chocoxan), dan vitamin E (Vitranol). Musim Mas Group juga melebarkan sayap usahanya di bidang properti.
Forbes mencatat Bachtiar Karim menjadi pemilik dari Invictus Developments yang merupakan perusahaan investasi real estat, membangun Hotel Mikie Holiday di Brastagi, Sumut, membeli Royal Darby Park Executive Suites di Singapura seharga $117 juta, dan rumah bersejarah Tan Yeok Nee di Singapura dengan nilai transaksi sebesar $ 85 juta. Hal itu pun membuat Bachtiar Karim menjadi orang terkaya ke-10 di Indonesia versi Forbes pada 2021. Nilai kekayaan Bachtiar diperkirakan mencapai US$3,5 miliar atau setara Rp50 triliun.
Permata Hijau Group (PHG)
PHG adalah perusahaan sawit yang hadir sejak 1984. Bisnis utama perusahaan adalah perkebunan dan pengolahan sawit. Perusahaan mendistribusikan produk minyak goreng bermerk Permata, Palmata, Panina, dan Parveen. PHG dimiliki oleh oleh pengusaha bernama Robert Wijaya.
Mengutip laman resmi perusahaan, PHG memegang binis kelapa sawit terintegrasi dari sisi hulu hingga industri menengah dan hilir. PGE juga ikut mengirimkan produk mereka ke pasar luar negeri.