Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boikot Israel dan Geruduk Starbucks Cs, Waralaba Merugi Picu PHK Massal

Bisnis waralaba merugi dimbas boikot produk Israel yang berujung geruduk gerai, sehingga bisa memicu PHK massal karyawan.
Ilustrasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Adanya aksi boikot produk Israel yang berujung geruduk gerai dinilai bisa membuat bisnis waralaba merugi dan melakukan PHK massal. /Dice Insights
Ilustrasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Adanya aksi boikot produk Israel yang berujung geruduk gerai dinilai bisa membuat bisnis waralaba merugi dan melakukan PHK massal. /Dice Insights

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi boikot Israel hingga geruduk gerai disebut bakal mengancam bisnis pelaku usaha waralaba di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi (Wali), Levita G. Supit tidak membenarkan aksi boikot yang berujung pada gerakan sweeping gerai waralaba brand asing seperti Starbucks, KFC dan McDonald's. Musababnya, gerakan sweeping yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) pada sejumlah gerai waralaba tersebut akan merugikan pelaku usaha di dalam negeri.

"Yang dirugikan pelaku usaha yang juga merupakan anak bangsa," ujar Levita saat dihubungi, Rabu (12/6/2024).

Dia berujar, aksi boikot Israel hingga sweeping gerai waralaba secara otomatis juga berdampak pada penurunan omzet. Alhasil, bisnis yang terganggu akan memicu risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga meningkatnya jumlah pengangguran.

"Akhirnya berdampak ke semua pihak. Di dalamnya banyak mempekerjakan orang Indonesia juga, kalau akhirnya terjadi PHK siapa yang mau bertanggung jawab," ucapnya.

Oleh karena itu, Levita menekankan pada cara-cara yang lebih beretika dalam menunjukkan kepedulian terhadap Palestina. Para pelaku usaha, kata dia, tengah berupaya membangkitkan bisnisnya pasca-gempuran pandemi Covid-19.

Di sisi lain, Levita juga mendorong agar pemerintah turun tangan dalam mendukung keberlanjutan usaha yang selama ini telah menyumbang pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lokal.

"Jangan membiarkan peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan situasi ini," jelasnya.

Sebelumnya, terdapat video viral yang diunggah akun @ma*as**r_i*nfo, sejumlah pemuda yang diduga dari sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) mengenakan pakaian serba putih, peci, lengkap dengan bendera Palestina masuk ke dalam gerai Starbucks.

Pendemo memaksa pengunjung keluar gerai dan salah satunya melakukan pemukulan terhadap pengunjung. Adapun, aksi tersebut dilakukan Jumat (7/6/2024) di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, aksi serupa juga dilakukan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam video viral dikutip akun Instagram @in*o_eta*, Minggu (9/6/2024), sekelompok pemuda yang mengeklaim bela Palestina nampak mendatangi dan masuk gerai Starbucks.

Saat dikonfirmasi, PT Sari Coffee Indonesia, sebagai mitra pemegang lisensi Starbucks di Indonesia, telah mengetahui kejadian yang terjadi di salah satu gerainya. Chief Marketing Officer PT Sari Coffee Indonesia Liryawati mengatakan keamanan mitra termasuk para karyawan dan pelanggan telah menjadi prioritas utama perusahaan.

"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk mendukung penyelidikan mereka," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (11/6/2024).

Mengutip Reuters, aksi bela Palestina hingga sweeping gerai waralaba merek barat juga terjadi di Yordania. Warga yang pro-boikot terkadang memasuki cabang McDonald's dan Starbucks untuk mendorong pelanggan untuk pergi ke tampat lain.

Aksi boikot Israel disebut telah menghantam cabang-cabang bisnis merek barat yang beroperasi di negara-negara Arab. Bahkan, laporan Reuters pada (5/3/2024) menyebutkan bahwa raksasa ritel AlShaya Group yang memiliki hak untuk mengoperasikan Starbucks di Timur Tengah berencana memberhentikan lebih dari 2.000 orang imbas bisnis yang terpukul akibat aksi boikot Israel oleh para pendukung Palestina


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper