Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

El Nino Masih Menyala! Ini Jurus Mentan Hadapi Bencana Kekeringan

Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah bakal refocusing anggaran dalam menghadapi kekeringan akibat fenomena El Nino.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah bakal refocusing anggaran dalam menghadapi kekeringan dan menjamin kondisi pangan stabil hingga Agustus 2024. 

Hal ini disampaikannya usai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaporkan kondisi pangan di tengah gejolak El Nino di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11/6/2024). 

“Kami dipanggil Pak Presiden menghadap untuk melihat kondisi pangan, kondisi sekarang ini adalah iklim yang tidak menentu, sekarang masih posisi iklim El Nino berlangsung. Mudah-mudahan Juli atau Agustus ini El Nino selesai,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan. 

Lebih lanjut, dia mengamini bahwa selain tantangan El Nino yang belum usai, Indonesia bakal menghadapi musim kemarau yang akan segera tiba pada Agustus—Oktober 2024. 

Amran pun memperkirakan bahwa pada November Indonesia bakal mengalami musim penghujan sehingga dalam bulan-bulan mendatang kementeriannya telah menyiapkan berbagai antisipasi. 

Misalnya pada Maret 2024, kata Amran, kementeriannya telah melaksanakan pompanisasi dan telah melaporkan kepada Presiden Jokowi untuk melakukan memusatkan atau memfokuskan kembali (refocusing) anggaran untuk membeli berbagai kebutuhan untuk antisipasi kekeringan. 

“Kami laporkan sudah refocusing anggaran untuk membeli pompa, yang dulunya diperuntukkan untuk bangunan, perjalanan dinas, acara seminar, kemudian biaya tak penting kami cabut dan refocusing untuk kami belikan benih, pompa, alat mesin pertanian untuk petani,” tuturnya. 

Harapannya, dia mengatakan  dengan melakukan refocusing anggaran, maka produksi dari petani dapat segera naik dan terakselerasi. 

Dia pun menyebut bahwa untuk realisasi pompa pun telah mencapai sekitar 70% dengan target rampung pada Agustus 2024 sebanyak 25.000 pompa akan dipasang dalam program pompanisasi. 

Amran melanjukan bahwa refocusing anggaran pun mencapai angka Rp7 triliun dengan mengoreksi berbagai anggaran yang tidak memberikan dampak signifikan pada produksi.

Nantinya, 30% pompanisasi, kata Amran, akan difokus untuk ditanam di pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengahj (Jateng), Jawa Barat, (Jabar). Lalu sejumlah provinsi di Sumatra, seperti Lampung, Sumatra Selatan, dan provinsi lain yakni Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Kami fokus pada sentra produksi padi, dan harus ada air sepanjang tahun, sepanjang musim. Pompa air itu solusi cepat, kalau itu kita bisa langsung tanam tapi kalau cetak sawah itu butuh waktu 1—3 tahun sementara kita butuh pangan sekarang dan juga negara lain juga shortage mereka kekurangan pangan,” pungkas Amran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper