Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Sebut Usulan Tarif Impor China Bukan Sebuah Hukuman dari Uni Eropa

Jerman meyakini usulan tarif impor China oleh Uni Eropa bukan merupakan hukuman.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020). - Bloomberg/Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020). - Bloomberg/Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyebut usulan tarif Uni Eropa terhadap barang-barang impor asal China bukanlah sebuah hukuman. Hal tersebut disampaikan Robert Habeck kepada para pejabat China di Beijing, Sabtu (22/6/2024). 

Kunjungannya ke China merupakan yang pertama yang dilakukan pejabat senior Eropa sejak Brussels mengusulkan bea masuk yang besar terhadap impor kendaraan listrik buatan China guna memerangi apa yang dianggap Uni Eropa sebagai subsidi berlebihan. 

Sebelum Robert Habeck berkunjung ke Beijing, China pada Jumat (21/6/2024) telah memperingatkan bahwa meningkatnya perselisihan dengan Uni Eropa mengenai kendaraan listrik dapat memicu perang dagang.

"Penting untuk dipahami bahwa ini bukanlah tarif yang bersifat menghukum," kata Habeck pada sesi pleno pertama dialog iklim dan transformasi, dilansir dari Reuters pada Sabtu (22/6/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, Uni Eropa belum menerapkan hal tersebut meski negara-negara seperti Amerika Serikat, Brasil, dan Turki telah menerapkan tarif yang bersifat menghukum.

"Eropa melakukan hal yang berbeda," ujarnya.

Dia menuturkan, Komisi Eropa selama sembilan bulan telah memeriksa dengan sangat rinci apakah perusahaan-perusahaan China mendapat keuntungan yang tidak adil dari subsidi.

Menurutnya, tindakan balasan apapun yang dihasilkan dari tinjauan Uni Eropa bukanlah sebuah hukuman dan tindakan tersebut dimaksud untuk mengkompensasi keuntungan yang diberikan Beijing kepada perusahaan-perusahaan China.

"Standar umum dan setara dalam akses pasar harus dicapai," katanya.

Saat bertemu dengan Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina Zheng Shanjie, Robert Habeck mengatakan usulan tarif Uni Eropa dimaksudkan untuk menyamakan kedudukan dengan China.

Merespons hal tersebut, Zheng menyebut bahwa pihaknya akan melakukan segala cara untuk melindungi perusahaan Cina.

"Usulan bea masuk UE terhadap kendaraan listrik buatan China akan merugikan kedua belah pihak," tegasnya.

Kepada Robert Habeck, Zheng mengharapkan Jerman akan menunjukkan kepemimpinannya di Uni Eropa dan melakukan hal yang benar.

Dia juga membantah tuduhan pemberian subsidi yang tidak adil, dengan mengatakan bahwa pengembangan industri energi baru China adalah hasil dari keunggulan komprehensif dalam teknologi, pasar dan rantai industri, yang dipupuk dalam persaingan yang ketat.

"Pertumbuhan industri adalah hasil persaingan, bukan subsidi, apalagi persaingan tidak sehat," kata Zheng dalam pertemuan tersebut.

Sebagai informasi, bea masuk sementara Uni Eropa akan diberlakukan pada 4 Juli 2024, dan penyelidikan akan berlanjut hingga 2 November 2024 ketika bea masuk definitif, biasanya selama lima tahun, dapat diberlakukan.

Kepada para pejabat China, Robert Habeck menyebut bahwa kesimpulan dari laporan Uni Eropa harus didiskusikan.

"Saat ini penting untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh laporan ini dengan serius dan melakukan pembicaraan atau negosiasi," pungkasnya. 

Setelah pertemuannya dengan Zheng, Robert Habeck berbicara dengan Menteri Perdagangan China Wang Wentao, yang mengatakan dia akan membahas tarif dengan Komisaris Uni Eropa Valdis Dombrovskis pada Sabtu malam melalui konferensi video.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper