Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS saat Indonesia Pilih OECD

Saat Indonesia berkomitmen untuk menjadi anggota OECD, Malaysia resmi mengajukan permohonan untuk bergabung ke blok ekonomi BRICS.
Bendera Malaysia di depan salah satu lokasi konstruksi di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia, pada hari Kamis, 14 September 2023./Bloomberg-Annice Lyn
Bendera Malaysia di depan salah satu lokasi konstruksi di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia, pada hari Kamis, 14 September 2023./Bloomberg-Annice Lyn

Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia secara resmi telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan negara-negara blok ekonomi BRICS.

Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam penyataan resminya pada Minggu (28/7/2024) usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

”Malaysia telah mengajukan surat permohonan untuk bergabung ke organisasi [BRICS] kepada Rusia selaku pemegang keketuaan BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis,” ungkap Anwar seperti dikutip dari Bernama, Senin (29/7).

BRICS merupakan blok negara-negara ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keketuaan BRICS tahun ini dipegang oleh Rusia dan akan bergilir setiap tahunnya usai KTT BRICS.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan Lavrov mendukung permohonan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS karena Rusia ingin memperluas pengaruhnya ke negara-negara Selatan.

"Permohonan keanggotaan ini memiliki janji besar bagi kedua negara dan menggarisbawahi komitmen kami untuk membina kolaborasi internasional yang kuat," kata Anwar dalam posting di Facebook pada Minggu.

Melansir Bloomberg, Malaysia pertama kali mengungkapkan ketertarikan untuk bergabung dengan BRICS pada Juni 2024 menjelang kunjungan Perdana Menteri Cina Li Qiang ke Negeri Jiran tersebut.

Keanggotaan BRICS menawarkan negara-negara akses ke pembiayaan dan menyediakan tempat politik yang independen dari pengaruh Amerika Serikat.

Anwar, yang telah mengkritik sikap AS dalam perang Israel-Hamas, mengatakan bahwa Malaysia dan Rusia berada di halaman yang sama dalam menyerukan gencatan senjata permanen di Timur Tengah, bantuan kemanusiaan, dan pengakuan Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain Malaysia, Thailand pada bulan Mei juga mengumumkan keinginan untuk bergabung dengan BRICS.

Bagi Rusia dan China, ketertarikan pada BRICS menunjukkan keberhasilan mereka dalam menangkis upaya-upaya AS dan sekutunya untuk mengisolasi mereka secara lebih luas terkait perang di Ukraina dan ancaman-ancaman militer terhadap Taiwan, Filipina, Korea Selatan dan Jepang.

Rusia menduduki peringkat kedelapan sebagai mitra dagang terbesar Malaysia di antara negara-negara Eropa pada 2023. Kementerian Luar Negeri Malaysia mencatat total perdagangan bilateral meningkat 15,6% menjadi US$3,1 miliar dari US$2,79 miliar pada 2022,

"Kami juga menjajaki berbagai cara untuk meningkatkan kerja sama bilateral, dengan fokus khusus pada penguatan hubungan di bidang-bidang utama seperti investasi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, pertahanan dan militer, pendidikan, serta pariwisata dan budaya," ujar Anwar.

Indonesia Pilih OECD

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa Indonesia terus berkomitmen menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam waktu 3 tahun mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Kepala Negara menerima Sekjen OECD Mathias Cormann di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (28/5/2024).

Airlangga mengaku bahwa upaya bergabung dengan OECD menyandang peranan penting dalam mendorong transformasi ekonomi menuju tercapainya Visi Indonesia Emas 2045 

Dia mengatakan upaya penguatan kerja sama internasional yang dilakukan Pemerintah melalui penyampaian intensi untuk bergabung dalam keanggotaan OECD kian menunjukkan kepastian dengan berbagai tahapan yang berlangsung dengan optimal.

“Ini merupakan pertemuan kedua antara Presiden Joko Widodo dan Sekjen Cormann terkait dengan Proses Aksesi Indonesia," ujar Ketua Pelaksana Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD (Tim Nasional OECD) dalam sesi konferensi pers di Istana Bogor, Selasa (28/5/2024). 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper