Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Bakal Punya Pabrik Fraksionasi Plasma Terbesar di Asean, Begini Progresnya

Indonesia Investment Authority (INA) mengungkap perkembangan pembangunan pabrik fraksionasi plasma yang digadang-gadang menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Chief Executive Officer Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah menyampaikan paparan saat mengunjungi redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (13/8/2024)/JIBI/Bisnis-Arief Hermawan
Chief Executive Officer Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah menyampaikan paparan saat mengunjungi redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (13/8/2024)/JIBI/Bisnis-Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Investment Authority (INA) mengungkap informasi terbaru mengenai pembangunan pabrik fraksionasi plasma yang digadang-gadang menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 

Ketua Dewan Direktur INA Ridha D. M Wirakusumah menyampaikan, pabrik yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat itu masih dalam tahap konstruksi dan diperkirakan baru beroperasi 2 tahun lagi.

“Masih dalam tahap konstruksi mungkin masih 2 tahun lagi,” kata Ridha kepada Bisnis, Selasa (13/8/2024).

Ridha menyampaikan, proyek ini menggandeng SK Plasma yang merupakan fraksionator asal Korea Selatan. Kendati begitu, Ridha belum dapat menyampaikan total investasi dari pembangunan pabrik tersebut.

Lebih lanjut, dia mengatakan, pabrik ini merupakan pabrik fraksionasi plasma terbesar di Asia Tenggara. Pabrik plasma ini nantinya akan menjadi satu dari tiga pusat produksi plasma yang beroperasi di bawah SK Group. Sejauh ini, SK Group telah membangun pusat produksi plasma di Turki dan Korea Selatan. 

Chief Investment Office INA Stefanus Ade Hadiwidjaja menambahkan, saat ini, kebutuhan fraksionasi plasma 100% masih bergantung pada plasma dari pendonor luar negeri.

"Indonesia sekarang masih 100% impor,” ungkap Stefanus.

Oleh karena itu, kata dia, proyek ini tengah difinalisasi mengingat banyak manfaat yang didapat dari hadirnya pabrik plasma di Tanah Air, termasuk terhadap ekonomi nasional.

Pada September 2023, INA dan SK Plasma menandatangani term sheet untuk menjalankan proyek fraksionasi plasma di Indonesia. SK Plasma telah membentuk perusahaan lokal dengan nama PT SKBio Core Indonesia untuk menjalankan proyek tersebut.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes L. Rizka Andalucia mengatakan, kebutuhan fraksionasi plasma untuk produksi lokal produk obat derivat (PODP) masih bergantung 100% dari luar negeri. Bahkan, pada 2020, nilai impor PODP mencapai Rp1,1 triliun.

Guna mendukung penyelenggaraan fraksionasi plasma di Indonesia, pemerintah menyusun kebijakan guna memastikan tersedianya suplai plasma yang aman dan berkualitas sebagai bahan baku PDOP.

“Ini tentunya memprioritaskan penggunaan PDOP yang diproduksi dengan plasma yang bersumber dari dalam negeri,” tutur Rizka, melansir laman Kemenkes, Selasa (13/8/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper