Bisnis.com, BATANG - Pabrik kaca asal Korea Selatan, KCC Glass resmi beroperasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah. Hal itu menandakan porsi investasi asal Korsel di Indonesia semakin besar.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, kemitraan antara Korea Selatan dengan Indonesia sudah terjalin cukup lama, dan Negeri Ginseng tersebut merupakan salah satu investor terbesar di Tanah Air.
"Jika saya melihat nilainya, selama beberapa tahun terakhir Korea Selatan selalu masuk lima besar investor terbesar di Indonesia," jelas Rosan dalam seremoni peresmian KCC Glass di Batang, Jawa Tengah, Kamis (3/10/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan, pada tahap awal, investasi dari pabrik kaca asal Korea Selatan itu sebesar Rp4 triliun. Selanjutnya, KCC Glass akan menambah investasi lagi sebesar Rp8 triliun ke depannya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo Deok mengatakan, dengan masuknya KCC Glass di KIT Batang, kerja sama ekonomi antara Korea Selatan dan Indonesia akan semakin diperkuat.
"Sejak terjadi hubungan diplomatik, perdagangan antara kedua negara telah meningkat 140% selama 50 tahun. Selain itu, sebanyak 2.300 perusahaan Korea Selatan telah berinvestasi di Indonesia," ujar Park Soo Deok.
Baca Juga
Alhasil, menurutnya pendirian pabrik KCC Glass Indonesia merupakan kesempatan yang baik bagi KCC untuk memasuki pasar Asean dan global, serta menjadi kekuatan bagi Indonesia dalam memperkuat fondasi industri manufakturnya.
Adapun, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, Korsel berada di peringkat keempat investor terbesar RI dengan realisasi investasi sebesar US$1,3 miliar atau sebesar Rp19,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS) pada kuartal II/2024.
Nilai investasi Korsel di RI itu bahkan melampaui Amerika Serikat (AS) yang membenamkan investasi sebesar US$900 juta pada periode yang sama.
Berturut-turut, peringkat tiga besar negara dengan nilai investasi paling jumbo di RI yaitu Singapura sebesar US$4,6 miliar, disusul China sebanyak US$2 miliar, dan Hongkong US$1,9 miliar.
Secara keseluruhan, BKPM mencatat realisasi investasi pada kuartal II/2024 mencapai Rp428,4 triliun. Nilai itu naik 22,5% secara year-on-year (yoy) dan 6,7% secara quarter-on-quarter (qoq). Jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 677.623 orang.
Jika diperinci, realisasi penanaman modal asing (PMA) kuartal II/2024 tercatat mencapai Rp217,3 triliun, tumbuh 6,3% secara kuartalan atau 16,6% secara tahunan.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada periode yang sama mencatatkan realisasi sebesar Rp211,1 triliun dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, sebesar 7,1% secara kuartalan atau 29,1% secara tahunan.