Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani meyakini target realisasi investasi sebesar Rp1.905,6 triliun pada 2025 bisa tercapai, meskipun ada ancaman perlambatan ekonomi global di tengah eskalasi perang dagang AS vs China.
Rosan mengaku komitmen investasi asing masih terus kuat. Oleh sebab itu, pihaknya ingin memastikan agar komitmen investasi tersebut bisa terealisasi.
"Kami melihatnya dengan investasi yang sudah dikomitmenkan itu masih sangat baik, sangat besar. Yang paling penting buat kami bagaimana ya komitmen itu bisa menjadi implementasi," ujar Rosan di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).
Bahkan, CEO BPI Danantara ini menjelaskan Indonesia bisa memanfaatkan situasi perang dagang AS-China. Dia mencontohkan, banyak komponen produk Apple yang diproduksi di China.
Usai Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif bea masuk produk-produk asal China, Rosan pun meyakini Apple akan mencari negara lain yang untuk memproduksi komponen produknya.
Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan potensi relokasi tersebut karena tarif yang dikenakan Trump ke Indonesia (32%) cenderung rendah dibandingkan yang dikenakan ke China (145%).
Baca Juga
Dia mengklaim, Apple memang sudah berkomitmen meningkatkan investasinya di Indonesia. Rosan mengaku sudah berbicara dengan tiga vendor Apple yang berminat investasi di Indonesia.
"Oleh sebab itu, ini juga satu kesempatan, opportunity, yang kita coba gali lebih lanjut lagi, agar investasi ke Indonesia ini bisa lagi meningkat terutama di bidang-bidang teknologi," kata Rosan.
Sebagai informasi, Rosan memaparkan bahwa realisasi investasi senilai Rp465,2 triliun sepanjang Januari—Maret 2024. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan 15,9% secara tahunan (year on year/YoY) dan 2,7% secara kuartalan (quarter to quarter/QtQ).
Investasi yang masuk itu, berdasarkan catatan Rosan, menghasilkan penyearapan tenaga kerja hingga 594.104 orang. Jumlahnya tumbuh 8,5% (YoY).
"Ini adalah salah satu indikator yang sangat baik di tengah meningkatnya tensi geopolitik, tensi geoekonomi. Namun, alhamdulillah, kita melihat appetite investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia terus meningkat," ujar Rosan.