Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Timur Tengah, Bahlil Was-Was Gejolak Harga Minyak Bebani APBN

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkap dampak gejolak harga minyak dunia imbas memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap dampak gejolak harga minyak dunia imbas memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan ketergantungan impor minyak kala harga terkoreksi dapat memicu tingginya beban APBN. Terlebih, Indonesia masih mengimpor minyak 900.000 hingga 1 juta barel per hari. 

"Kita melihat bahwa sudah ada tanda-tanda, kan. Ada tanda-tanda kalau perang ini terus terjadi tidak menutup kemungkinan harga minyak dunia akan terkoreksi," kata Bahlil kepada wartawan, dikutip Selasa (8/10/2024).

Dia pun berharap agar harga minyak tidak lagi memanas sehingga beban biaya impor tak berlebihan. Namun, menurut Bahlil, apabila harga minyak masih dalam batas asumsi APBN, maka tidak akan ada dampak signifikan.

"Artinya kalau perang terjadi dan harga minyak dunia tidak bergerak itu nggak apa-apa, tapi kalau perang terjadi tapi harga minyak dunia naik, itu berdampak pada perekonomian dan beban keuangan APBN kita," tuturnya.

Sementara itu, dia meyakini apabila harga minyak mulai ke posisi dingin atau rendah, maka beban subsidi yang ditanggung negara akan berkurang.

Sebagai informasi, harga minyak terpantau naik pada akhir perdagangan Jumat (4/10/2024) dan ditutup dengan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari setahun karena meningkatnya ancaman perang di kawasan Timur Tengah.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 43 sen, atau 0,6%, menjadi US$78,05 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 67 sen, atau 0,9%, menjadi US$74,38 per barel.

Namun, awal pekan ini harga minyak dunia terpantau terkoreksi pada awal perdagangan Senin (7/10/2024) setelah mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun pada pekan lalu.

Laporan Reuters pada Senin (7/10/2024) harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun 43 sen atau 0,5%, menjadi US$77,62 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 35 sen, atau 0,5%, menjadi US$74,03 per barel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper