Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi AS Mulai Membaik, The Fed Diminta Hati-Hati Pangkas Suku Bunga

The Fed diminta lebih hati-hati menurunkan suku bunga di masa depan seiring dengan kenaikan inflasi serta perekonomian AS yang lebih kuat dari sebelumnya.
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) diminta untuk lebih berhati-hati terhadap penurunan suku bunga di masa depan seiring dengan kenaikan inflasi serta kondisi pasar tenaga kerja dan perekonomian AS yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller dalam sambutannya pada pada Shadow Open Market Committee conference di Universitas Stanford pada Senin (14/10/2024) waktu setempat.

"Apa pun yang terjadi dalam waktu dekat, landasan saya masih menyerukan penurunan suku bunga kebijakan secara bertahap selama tahun depan," kata dikutip dari Reuters, Selasa (15/10/2024). 

Waller menuturkan, kebijakan suku bunga The Fed bersifat restriktif, pasar tenaga kerja tetap sehat meskipun permintaan tenaga kerja moderat, dan inflasi mendekati target The Fed sebesar 2%.

Namun setelah The Fed memangkas suku bunga kebijakannya sebesar setengah poin persentase yang lebih besar dari perkiraan pada bulan September, The Fed sekarang harus melanjutkan dengan kecepatan yang disengaja selama pasar tenaga kerja tidak memburuk secara tiba-tiba dan inflasi. terus mengarah ke bawah seperti yang diharapkan.

Menurut Waller, berdasarkan data-data yang telah dikeluarkan saat ini, kebijakan moneter harus dilanjutkan dengan lebih hati-hati terhadap laju penurunan suku bunga dibandingkan yang diperlukan pada pertemuan bulan September. 

Dia mengatakan, revisi terbaru dalam data ekonomi menunjukkan rumah tangga masih menghabiskan sumber daya dan suku bunga yang lebih rendah mungkin akan melepaskan permintaan yang terpendam atau pent up demand untuk barang-barang bernilai besar

"Saya akan mengamati apakah data mengenai inflasi, pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi, yang akan dirilis sebelum pertemuan berikutnya, menegaskan atau melemahkan kecenderungan saya untuk lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter,” jelasnya.

Dalam jangka pendek, Waller memperingatkan, badai yang terjadi baru-baru ini dan aksi mogok di Boeing  dapat mempersulit pembacaan pasar kerja, sehingga mengurangi sekitar 100.000 lapangan kerja bulanan yang diperoleh pada bulan Oktober. 

Namun ke depan, dia memperkirakan, pertumbuhan lapangan kerja akan melambat secara bertahap, dengan tingkat pengangguran yang meningkat namun tetap rendah secara historis.

Jika inflasi meningkat secara tidak terduga, The Fed dapat menghentikan penurunan suku bunga; jika angka tersebut turun di bawah target The Fed sebesar 2% atau pasar kerja mengalami keretakan yang tidak terduga, maka The Fed dapat melakukan penurunan suku bunga terlebih dahulu.

Namun, jika semua berjalan sesuai harapannya, dia menilai The Fed dapat melanjutkan kebijakan menuju sikap netral dengan kecepatan yang disengaja untuk menghindari perlambatan perekonomian yang tidak perlu.

 “Ada banyak pembatasan kebijakan yang harus dihilangkan, dan jika perekonomian terus berada pada kondisi yang baik saat ini, hal ini akan terjadi secara bertahap,” ujar Waller.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper