Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Skenario Bappenas untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi 8% era Prabowo

Terdapat 2 Skenario yang  dinilai cukup realistis untuk dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi 8% pada 2024.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas dengan latarbelakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (21/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) melintas dengan latarbelakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (21/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkap dua skenario yang bisa digunakan di kabinet Prabowo Subianto—Gibran Rakabuming Raka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.

Jika mengacu visi, misi, dan program Prabowo—Gibran, keduanya menyebut bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045, maka mulai 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6%—7%.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa dua skenario yang telah dirancang Bapenas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 akan diajukan kepada tim Prabowo.

Skenario pertama, Bappanes telah menyusun agar pertumbuhan ekonomi mencapai 8% adalah dilakukan secara bertahap selama lima tahun ke depan, yakni 5,7%, 6,4%, 7%, 7,5%, dan 8%.

Jika menggunakan skenario ini, maka rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,9% selama 2025–2029.

Selanjutnya untuk skenario kedua, yakni melalui rancangan awal RPJMN 2025-2029. Di mana, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 8% di tahun ketiga masa pemerintahan Prabowo—Gibran.

Maka, pemerintah harus menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% di tahun pertama, 7,6% di tahun kedua, 8,3% di tahun ketiga, 8% di tahun keempat, dan 7,8% di tahun kelima. Dengan begitu, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 tahun adalah 7,7%.

“Buat kami yang penting adalah, bagaimana mencari sumber pertumbuhan ekonomi untuk kita bisa akselerasi pertumbuhan ekonominya 8%, mau dengan skenario pertama di ujung [8%], atau dengan skenario dua [8% di tengah],” kata Amalina dalam Seminar Nasional bertajuk ‘Urgensi Industrialisasi Untuk Mencapai Pertumbuhan 8%’ di Jakarta, Rabu (16/10/2024).

Menurut Amalia, kedua skenario ini bisa dilakukan, sehingga program yang dimiliki Prabowo—gibran akan lebih cepat terimplementasikan.

Dia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi 8% bisa didorong dengan industrialisasi. Di mana, industrialisasi ini menjadi salah satu daya ungkit utama dari pertumbuhan ekonomi 8%. Selain itu, melalui berbagai program pemerintahan sebagai stimulus terhadap perekonomian indoineisa.

“Misalnya, dengan pembangunan infrastruktur, kemudian nanti ada program makan bergizi gratis yang kemudian suplainya mengedepankan suplai lokal, ini akan bisa mendorong menggulirkan pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, dengan mempertimbangkan keterbatasan fiskal, maka pengembangan industri akan difokuskan pada beberapa industri prioritas.

“Prioritas kita industri yang kedepan. Ini adalah sektor industri prioritas, yang kita tuangkan di dalam 20 tahun ke depan,” tuturnya.

Adapun, sektor industri prioritas yang masuk ke dalam rancangan awal RPJMN 2025–2029 antara lain hilirisasi sumber daya alam unggulan, jasa industri, industri padat karya terampil, industri dasar, dan industri padat teknologi inovasi.

Untuk hilirisasi, Bappenas telah merancang agar dilakukan pengembangan terhadap agro seperti sawit dan kelapa. Lau, tambang seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah. Serta, sumber daya laut seperti rumput laut.

Sementara itu, untuk industri padat karya terampil adalah makanan dan minuman (mamin), alas kaki, dan tekstil dan produk tekstil. Berikutnya, untuk industri dasar antara lain kimia dan logam dasar.

Serta, industri padat teknologi inovasi adalah kosmetik dan farmasi, semikonduktor, mesin dan peralatan, dirgantara, dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper