Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Sayonara Badan Penerimaan Negara?

Pembentukan Badan Penerimaan Negara bukanlah wacana baru. Menkeu Sri Mulyani dikenal sebagai salah satu sosok yang sejak lama menolak rencana itu.
Annasa Rizki Kamalina, Surya Dua Artha Simanjuntak, Wibi Pangestu Pratama
Kamis, 17 Oktober 2024 | 12:29
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berfoto saat pembekalan calon anggota Kabinet 2024-2029 di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (16/10/2024). / dok. Instagram @smindrawati
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berfoto saat pembekalan calon anggota Kabinet 2024-2029 di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (16/10/2024). / dok. Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA — Sejak lama, Sri Mulyani Indrawati menunjukkan sikap penolakan atas pemisahan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai dari Kementerian Keuangan, melalui pembentukan Badan Penerimaan Negara.

Sejatinya, rencana pembentukan lembaga khusus yang mengatur penerimaan negara sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015—2019. Dokumen RPJMN itu menjadi acuan jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama.

Di RPJMN 2015—2019 tertulis bahwa pengumpulan pendapatan atau penerimaan negara dilaksanakan oleh suatu lembaga khusus yang berada langsung di bawah presiden, dengan koordinasi menteri keuangan.

Namun demikian, menteri keuangan yang ditunjuk Jokowi menunjukkan sikap berlawanan atas pembentukan lembaga khusus penerimaan negara tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa tidak ada rencana pemisahan Direktorat Jenderal Pajak serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Tidak ada perubahan kelembagaan sampai sekarang jadi kita [Kemenkeu] tetap beroperasi seperti sekarang," ujar Sri Mulyani pada Rabu (23/10/2019), dilansir dari Antara.

Lebih dari sewindu pemerintahan Presiden Jokowi, wacana pembentukan lembaga khusus itu tidak lagi mengemuka. Fungsi penerimaan tetap dijalankan oleh Kemenkeu.

Memasuki masa pemilihan presiden (pilpres), Prabowo Subianto selaku kandidat kuat menyampaikan rencananya untuk membentuk Badan Penerimaan Negara. Ketika resmi menjadi calon presiden (capres), Prabowo juga menyampaikan hal itu dalam berbagai kesempatan.

Misalnya, dalam Dialog Capres 02 Bersama Kadin, Prabowo menyatakan bahwa pembentukan Badan Penerimaan Negara agar Kemenkeu dapat fokus mengelola belanja negara dan tidak perlu memikirkan aspek penerimaan. Dia juga meyakini bahwa badan tersebut dapat memaksimalkan kerja pengumpulan penerimaan negara.

"Kita pisahkan supaya lebih efisien. Menteri Keuangan tidak perlu mikirin atau mengurusi itu [pajak]," ujar Prabowo dalam Dialog Capres bersama Kadin, Jumat (12/1/2024).

Prabowo kemudian terpilih sebagai Presiden RI 2024—2029, sehingga pembentukan Badan Penerimaan Negara semakin menjadi sorotan. Sri Mulyani pun dinilai tidak akan bergabung dengan pemerintahan selanjutnya, terlebih Sri Mulyani telah menyampaikan pesan perpisahan kepada banyak pihak.

Dugaan itu seketika berubah pada Senin (14/10/2024). Sri Mulyani rupanya menjadi salah seorang dari deretan nama calon menteri yang dipanggil ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta.

Setelah beberapa waktu, Sri Mulyani keluar dari kediaman itu dan menyampaikan bahwa terdapat ajakan dari Prabowo untuk bergabung pada pemerintahan selanjutnya.

"Beliau meminta saya menjadi Menteri Keuangan kembali," ujar Sri Mulyani, Senin (14/10/2024).

Sontak, awak media pun menanyakan rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara kepada Sri Mulyani. Namun, dia menyatakan tidak ada rencana itu dan Kemenkeu tetap satu.

"Enggak, enggak ada ... [Kemenkeu] masih satu," ujar Sri Mulyani.

Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Pemilih Muda Prabowo-Gibran, Anggawira menilai bahwa peluang pembentukan Badan Penerimaan Negara masih terbuka. Menurutnya, pembentukan badan khusus itu merupakan strategi jangka panjang untuk mengoptimalkan keuangan negara.

"Jika Sri Mulyani kembali menjabat sebagai menteri keuangan, tentu akan ada pembahasan lebih lanjut terkait implementasi strategi ini," ujar Angga kepada Bisnis, Rabu (16/10/2024).

Kandidat Kepala Badan Penerimaan Negara Jadi Wakil Sri Mulyani

Dua wakil menteri keuangan atau wamenkeu petahana, yakni Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono, beserta Anggito Abimanyu terpantau hadir ke kediaman pribadi presiden terpilih Prabowo Subianto pada Selasa (15/10/2024) sore. 

Mereka menyusul sang bendahara negara Sri Mulyani yang telah hadir ke Kertanegara dan ‘diwawancara’ Prabowo pada malam sebelumnya, Senin (14/10/2024). 

Suahasil dan Thomas terpantau hadir secara bersamaan ke Kertanegara sekitar pukul 16.22 WIB, kompak mengenakan batik dan celana hitam.  

Sambil melambaikan tangannya ke wartawan, Suahasil dan Thomas menuju pintu masuk rumah dari presiden terpilih tersebut.

Di dekat mereka berdua turut terdapat Anggito, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai kandidat Kepala Badan Penerimaan Negara (BPN)—badan baru yang berencana dibentuk oleh Prabowo.

Usai pertemuan itu, Thomas menjelaskan bahwa Prabowo—yang merupakan pamannya—memberikan tugas besar kepada ketiganya untuk membantu Sri Mulyani selaku menkeu. Bahkan Thomas menyebut ketiganya sebagai Trio Wamen.

"Kami bertiga, kami adalah trio wamen, three in one. Tugas itu akan kami kerjakan sebaik mungkin," ujar Thomas pada Selasa (15/10/2024).

Suahasil menjelaskan bahwa Prabowo berpesan agar mereka di Kemenkeu dapat mendorong pembangunan hingga menciptakan investasi untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat ke depannya.

Sementara itu, Anggito menegaskan bahwa mereka bertiga bertugas untuk membantu kelancaran kerja menteri keuangan. Anggito pun menyinggung soal penerimaan negara usai pertemuan dengan Prabowo itu.

"Salah satunya optimalisasi penerimaan negara. Jadi, yang penting adalah dalam waktu segera, kita harus punya program strategis dalam meningkatkan penerimaan negara," ujar Anggito.
(Dany Saputra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper