Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis di Jepang Semakin Sulit, PMI Manufaktur Turun 4 Bulan Beruntun

Aktivitas manufaktur Jepang mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut hingga Oktober 2024.
Ilustrasi ekonomi Jepang: penumpang berdesakan masuk ke KRL di Jepang yang diselenggarakan oleh Tokyo Metro Co. /Bloomberg
Ilustrasi ekonomi Jepang: penumpang berdesakan masuk ke KRL di Jepang yang diselenggarakan oleh Tokyo Metro Co. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas manufaktur Jepang mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut per Oktober 2024. Pelemahan aktivitas industri itu seiring anjloknya permintaan dan pesanan.

Mengutip Reuters pada Kamis (24/10/2024), Purchasing Managers Index (PMI) au Jibun Bank flash Jepang turun menjadi 49,0 pada periode Oktober 2024 berbanding dengan posisi 49,7 pada bulan sebelumnya.

Catatan PMI Jepang tetap berada di bawah ambang batas 50,0 yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi. Nilai kontraksi ini telah disandang Jepang selama empat bulan berturut-turut.

Usamah Bhatti, ekonom di S&P Global Market Intelligence, yang menyusun survei tersebut mengatakan, pesanan baru menurun di sektor manufaktur dan jasa.

“Kondisi permintaan yang buruk tidak hanya terbatas pada perekonomian domestik karena pesanan baru dari luar negeri turun pada laju tercepat sejak Februari 2023," katanya.

Subindeks pesanan baru untuk sektor manufaktur semakin menyusut pada bulan Oktober, setelah tetap berada di bawah ambang batas 50,0 sejak Juni tahun lalu. Output mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut di bulan Oktober.

Ekspor Jepang turun untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada September. Kondisi itu  berdasarkan data pemerintah pada minggu lalu disebabkan lemahnya permintaan di China dan melambatnya pertumbuhan AS.

Sementara itu, Indeks PMI au Jibun Bank pada sektor jasa merosot ke 49,3 pada Oktober, kontraksi pertama dalam empat bulan dan level terendah sejak Februari 2022. PMI sektor jasa tercatat berada pada 53,1 pada bulan September.

Survei tersebut mencatat, perusahaan-perusahaan di sektor jasa mengatakan pelemahan ekonomi di Jepang dan luar negeri mendorong klien untuk menahan pesanan baru.

Kepercayaan dunia usaha secara keseluruhan untuk 12 bulan ke depan melemah pada bulan Oktober ke level terlemah sejak Agustus 2020, akibat melemahnya perekonomian dan biaya yang terus meningkat, menurut indeks komposit sektor manufaktur dan jasa.

Sementara itu, Indeks PMI gabungan au Jibun Bank Jepang, yang menggabungkan aktivitas sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 49,4 pada bulan Oktober, kontraksi pertama dalam empat bulan.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters awal bulan ini menunjukkan suasana bisnis pabrikan Jepang membaik pada bulan Oktober dibandingkan bulan sebelumnya meskipun mereka tetap mengkhawatirkan perekonomian China.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jepang akan melambat menjadi 0,3% tahun ini dari 1,7% pada tahun 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper