Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengakui kondisi geopolitik akan menjadi tantangan sekaligus peluang di luar kendali pemerintah dalam mengejar target investasi Rp1.906 triliun di 2025.
Rosan mengatakan bahwa apabila tensi geopolitik meningkat, maka itu akan berdampak bagi target penanaman modal. Meski demikian, dia optimistis bahwa akan selalu ada peluang (opportunity) di setiap terjadinya tensi geopolitik.
"Kita juga selalu meyakini di Kementerian Investasi, di setiap dinamika baik geopolitik dan geoekonomi, tension antara AS dan China contohnya itu tetap ada opportunity. Justru semakin besar pada saat mereka harus merelokasi pabriknya," ujarnya kepada wartawan usai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Diketahui, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut sekitar 15 investor asal Taiwan berniat merelokasi pabriknya ke Indonesia.
Mereka pindah ke Indonesia karena konflik AS-China yang memanas. Pembangunan pabrik tinggal menunggu beberapa persyaratan terpenuhi.
Menurut mantan Ketua Umum Kadin Indonesia itu, pemerintah bakal harus proaktif untuk berkomunikasi dengan para investor guna mengejar opportunity yang ada.
Baca Juga
"Karena kalau dulu beberapa tahun lalu saat tensi itu meningkat, Indonesia bukan beneficiary yang paling besar. Di negara Asean kita justru hanya 4-5 dari relokasi pabrik-pabrik yang ada di dunia," kata Rosan.
Rosan lalu memaparkan bahwa target investasi meningkat setaip tahunnya. Target investasi 2025 meningkat ke Rp1.906 triliun dari sebelumnya Rp1.650 triliun di 2024.
Kemudian, di 2026, target investasi loncat ke Rp2.280 triliun dan terus meningkat ke Rp2.684 triliun (2027), Rp3.116 triliun (2028) serta Rp3.544 triliun (2029).
"Jadi memang kita sudah mengantisipasi itu dan langkah-langkah yang kita lakukan dari segi kebijakan, dari segi regulasi dan policy, sudah kita fokuskan untuk meningkatkan target investasi dari dalam maupun luar negeri," tuturnya.