Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Ternyata Masih Getol Impor Jagung, Ini Buktinya

BPS mengungkap bahwa Indonesia masih mengimpor 1,3 juta ton jagung sepanjang Januari—November 2024.
Seorang petani saat memanen jagung di Desa Aur Duri Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (11/8/2022). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang petani saat memanen jagung di Desa Aur Duri Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (11/8/2022). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Stasitik (BPS) mengungkap bahwa Indonesia masih mengimpor 1,3 juta ton jagung sepanjang Januari—November 2024. Di sisi lain, pemerintah telah memutuskan untuk menyetop keran impor jagung untuk pakan ternak pada 2025.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa volume jagung yang diimpor Indonesia naik dari sebelumnya hanya 892.080 ton pada Januari—November 2023. Ini artinya, volume impor jagung naik 46,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan, volume impor jagung naik secara bulanan. Angkanya naik 11,51% secara month-to-month (mtm) dari 159.930 ton pada Oktober 2024 menjadi 178.340 ton pada November 2024.

“Ini catatan dari angka impor ekspor kami, bahwa sepanjang Januari-November 2024 kita mengimpor jagung sebesar 1,3 juta ton. Dan asal utamanya adalah Argentina dan Brasil,” kata Amalia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024, dikutip dari kanal YouTube Kemendagri, Senin (23/12/2024).

Data BPS menunjukkan sepanjang Januari—November 2024, asal impor jagung utamanya berasal dari Argentina dengan volume mencapai 958.530 ton. Angkanya mencakup 73,38% dari total impor jagung.

Negara asal impor jagung juga didominasi dari Brasil dengan volume impor adalah 328.690 ton atau mencakup 25,16% dari total impor sepanjang Januari—November 2024.

Jika dilihat menurut kode HS 8 digit, golongan barang seperti jagung (jagung), selain biji-bijian, cocok untuk konsumsi manusia dengan kode HS 10059091 mencatatkan volume impor jagung sebanyak 1,29 juta ton.

Kemudian, impor jagung dalam bentuk popcorn (HS 10059010) adalah sebanyak 8.610 ton. Sisanya adalah dari golongan maize (jagung), biji dengan kode HS 10051000.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengumumkan tidak akan membuka keran impor beras, jagung pakan ternak, hingga gula konsumsi pada 2025.

Dalam hal jagung, Zulhas mengatakan akan melatih petani untuk memanen dan mengeringkan jagung secara mandiri. Hal ini seiring dengan langkah pemerintah yang mulai mengurangi kuota impor jagung industri.

Menko Zulhas menuturkan bahwa pemerintah memangkas kuota impor jagung industri dari semula 1,8 juta ton menjadi 900.000 ton.

“Untuk industri dari 1,8 juta ton [jagung], kami memberanikan diri impor separuh. Kita impor 900.000 ton untuk industri, [sisanya] yang 900.000 ton kita akan coba melatih petani kita dengan memanen dan mengeringkan [jagung] dengan baik,” ujar Zulhas dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum: Blue Food Competent Authority Dialogue, Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Pasalnya, dia menyampaikan bahwa jagung industri dan konsumsi merupakan dua komoditas yang sama, begitu pun dengan bibitnya.

“Cuma beda cara metiknya saja. Metiknya bagus, pengeringannya bagus yang tidak ada kandungan aflatoksin. Jadi kalau metiknya bagus, pengeringannya bagus, bisa,” ujarnya.

Dari sana, Zulhas mengajak Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono agar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menanam jagung di lahan seluas 300 hektare. Ini mengingat PTPN memiliki lahan yang tersebar mulai di berbagai wilayah, mulai di Jawa Barat hingga Jawa Tengah.

“Kita tanam [jagung], bibitnya dari pertanian. Kita beli silo untuk mengeringkan dengan bagus, kasih percontohan. Masa nggak bisa? Kalau yang lain bisa, masa kita nggak bisa?” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper