Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) menggenapkan pinjaman di Proyek Patimban menjadi sekitar 272,5 miliar yen atau setara Rp28,15 triliun (kurs 1 yen Rp103,3).
Dana segar tersebut dikucurkan JICA dalam tiga tahap sejak 2017. Bisnis.com mencatat pada 2017 Pemerintah Indonesia dan JICA telah menandatangani pinjaman tahap I sebesar 118,9 miliar yen dari seluruh dana investasi yang dibutuhkan yaitu Rp14 triliun. Sisa dana dibiayai oleh APBN.
Pada tahap pertama ini, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS). Pada tahap ini telah dibangun area terminal, pembangunan Breakwater, Seawall, dan Revetment, pembangunan Back Up Area, jalan akses.
Kemudian jembatan penghubung dengan Terminal Kendaraan seluas 25 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 218.000 CBU, Terminal Peti Kemas seluas 35 Ha dengan kapasitas kumulatif sebesar 250.000 TEUs untuk tahap I secara keseluruhan.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada tahap II yang dibutuhkan dana hingga Rp9,5 triliun. JICA kembali mengucurkan dana segar sebesar 70,2 miliar yen atau sekitar Rp7 triliun.
Di tahap ini, peningkatan kapasitas terminal peti kemas menjadi Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS.
Baca Juga
Tahap II meliputi pembangunan terminal petikemas dan terminal kendaraan yang ditargetkan selesai pada November 2025. Pada tahap II, akan dibangun terminal kontainer seluas 63,5 hektare dengan kapasitas 3,3 juta TEUS serta car terminal seluas 13,7 hektare dengan kapasitas 600.000 kendaraan.
Teranyar JICA kembali mengucurkan pinjaman untuk Proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban Tahap III sebesar 83,408 miliar yen atau sekitar Rp8,57 triliun.
Melansir laman resmi Kedutaan Jepang di Indonesia, Jepang juga mendukung pembangunan jalan tol akses, penguatan kapasitas operasional pelabuhan, termasuk pengembangan daerah pedalaman, dan pengembangan wilayah Lebana (yang terdiri dari kabupaten Subang dan kota-kota di sekitarnya).