Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog akan menyerap hasil produksi petani, termasuk Gabah Kering Panen (GKP), dengan harga Rp6.500 per kilogram sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan Bulog diberikan keleluasaan menyerap gabah di luar kualitas yang telah ditetapkan HPP melalui kebijakan rafaksi harga gabah, selain ketetapan mengenai Harga Pembelian Pemerinta (HPP) gabah dan beras.
Adapun, rafaksi gabah diatur di dalam Keputusan Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Rafaksi sendiri merupakan pengurangan terhadap harga gabah yang dijual ke Perum Bulog karena mutunya lebih rendah dari standar yang ditetapkan. Dalam hal ini, Bulog akan membeli gabah di harga Rp6.500 per kilogram, dengan maksimal kadar air 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
“Namun, pada saat kadar air di atas 26-30% dan kadar hampa 11-15% itu kita tetap beli atau serap dengan harga Rp5.750 per kilogram sesuai ketentuan rafaksi harga,” kata Wahyu dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (18/1/2025).
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjelaskan bahwa per 15 Januari 2025, Bulog akan mulai menyerap GKP dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Baca Juga
Kendati demikian, Bapanas menyampaikan bahwa ada faktor-faktor lain, seperti kadar air dalam gabah sesuai standar yang telah ditetapkan untuk menyerap gabah petani.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa urgensi penyerapan gabah dan beras yang sesuai kualitas berkaitan erat dengan pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog. Adapun, stok CBP ini yang disalurkan ke masyarakat melalui berbagai program pemerintah.
Dengan adanya standar kualitas GKP untuk harga Rp6.500 per kilogram ditetapkan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%, dengan demikian beras yang disalurkan kepada rakyat merupakan beras yang bermutu.
“Kami menyarankan para petani kita harusnya bisa dinaikkan kelasnya. Jadi para Gapoktan itu diberikan fasilitas dryer [pengering], sehingga bisa mendukung Bulog dengan harga Rp8.000 dan Rp8.200 untuk Gabah Kering Giling [GKG],” katanya.
Dia menjelaskan, langkah upscaling ini perlu dilakukan agar kalangan petani tidak hanya mengandalkan GKP, sehingga bisa tercipta diferensiasi produksi. Terlebih, target pengadaan Bulog pada 2025 untuk GKG lebih besar daripada GKP.