Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump akhirnya resmi menjabat sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1/2025). Pelantikan Trump berlangsung di dalam ruangan di Gedung Capitol, Washington DC, AS.
Usai resmi menjabat sebagai Presiden AS, Trump pun mengumumkan sederet kebijakan yang bakal dilaksanakan usai resmi menjabat. Rencana kebijakan Trump terungkap dalam pidato perdananya.
Salah satu kebijakan yang dievaluasi Trump terkait dengan tarif dan pajak kepada negara asing. Hal tersebut menurutnya akan diterapkan untuk melindungi warga negara AS.
"Alih-alih mengenakan pajak kepada warga negara kita untuk memperkaya negara lain, kita akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing untuk memperkaya warga negara kita," kata Trump dalam pidato perdananya, Senin (20/1/2025).
Meskipun demikian, Trump belum menjelaskan lebih lanjut terkait kapan tarif baru bakal diberlakukan. Namun, yang jelas Trump mengaku bakal membentuk departemen baru untuk layanan pendapatan eksternal atau External Revenue Service. Departemen baru itu nantinya akan bertuga mengumpulkan semua tarif, bea, dan pendapatan.
"Jumlah pendapatannya akan sangat besar. Jumlah uang yang mengalir ke kas negara kita akan berasal dari sumber daya asing," ujarnya.
Melansir Reuters, Senin (20/1/2025), seorang pejabat pemerintahan Trump menyatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengeluarkan memo perdagangan pada Senin. Tidak ada pengumuman tarif baru dalam memo tersebut, tapi terdapat arahan kepada lembaga-lembaga federal untuk mengevaluasi hubungan dagang AS dengan China, Kanada, dan Meksiko.
Pejabat tersebut, yang mengonfirmasi laporan Wall Street Journal yang mengutip ringkasan memo Trump, mengatakan bahwa Trump mengarahkan lembaga-lembaga untuk menyelidiki dan memperbaiki defisit perdagangan yang terus-menerus dan mengatasi kebijakan perdagangan dan mata uang yang tidak adil oleh negara-negara lain.
Memo tersebut akan menyoroti China, Kanada, dan Meksiko untuk diteliti tetapi tidak akan mengumumkan tarif baru, kata pejabat tersebut. Dia akan mengarahkan lembaga-lembaga untuk menilai kepatuhan Beijing terhadap kesepakatan perdagangan tahun 2020 dengan AS, serta status Perjanjian AS-Meksiko-Kanada.
Darurat Energi AS
Dalam pidatonya, Donald Trump juga mengatakan bahwa AS tengah menghadapi kondisi darurat energi nasional. Menurutnya, penetapan keadaan darurat energi dilakukan demi meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) serta menurunkan biaya di tingkat konsumen.
Dia mengaku bakal mengerahkan jajaran kabinetnya untuk mengatasi inflasi yang telah menembus rekor dan menurunkan biaya bagi konsumen. Menurutnya, inflasi hingga mencatatkan rekor ini terjadi akibat besarnya pengeluaran dan kenaikan harga energi.
" Krisis inflasi disebabkan oleh pengeluaran besar-besaran dan kenaikan harga energi dan itulah sebabnya hari ini saya juga akan mengumumkan keadaan darurat energi nasional. Kita akan terus berusaha," ujar Trump dalam pidatonya.
Melansir Reuters, Senin (20/2025), Pernyataan darurat tersebut hanyalah salah satu dari banyak tindakan yang diharapkan akan diambil Trump pada hari pertamanya menjabat dan dalam beberapa hari mendatang untuk mendukung industri minyak, gas, dan listrik AS serta menghentikan upaya mantan Presiden Joe Biden untuk mempercepat industri kendaraan listrik.
Dalam pidatonya, Trump juga mengakhiri mandat kendaraan listrik. Aturan yang diinisiasi Joe Biden ini sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan adaptasi kendaraan berbasis energi hijau.
Trump menyatakan akan menghentikan kewajiban adaptasi kendaraan listrik dan mengakhiri perjanjian hijau, menandakan sikap AS untuk keluar dari Perjanjian Paris (Paris Agreement).
"Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri kesepakatan baru yang ramah lingkungan dan kita akan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri kita sendiri dan menepati janji suci saya kepada para pekerja industri otomotif Amerika yang hebat," ujar Trump dalam pidatonya.
Menurutnya, mandat kendaraan listrik tidak mendukung industri otomotif AS yang memproduksi kendaraan-kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, pencabutan mandat tersebut akan berpengaruh positif bagi industri, tenaga kerja, dan perekonomian AS.
Pada Maret 2024, pemerintahan Joe Biden mengesahkan Mandat Kendaraan Listrik (EV Mandate), yang pertama kali diusulkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan atau Environmental Protection Agency (EPA). Aturan itu mendorong penggunaan dan adaptasi kendaraan listrik oleh masyarakat.
Terdapat insentif pajak konsumen hingga US$7.500 untuk pembelian kendaraan listrik. Targetnya, pada 2032 nanti setidaknya 35% produksi otomotif akan beralih ke kendaraan listrik.
Pencabutan mandat kendaraan listrik akan memengaruhi industri maupun konsumen.
"Dengan kata lain, anda akan dapat membeli mobil pilihan anda [atau tidak harus kendaraan listrik]," ujar Trump.
Reaksi Pasar
Pasar sebagian besar bereaksi terhadap pidato perdana Trump sebagai Presiden AS. Bursa saham Amerika Serikat ditutup karena hari libur Hari Martin Luther King Jr, namun pasar uang tetap dibuka.
Dolar AS turun tajam usai pidato Trump menyusul kelegaan para investor bahwa Trump tidak langsung terang-terangan menerapkan tarif terhadap negara lain.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS ditutup melemah 1% sekaligus mencatat penurunan terbesar sejak Agustus 2024. Penurunan dolar ini juga membuat harga emas naik tipis
Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi US$2.709,09 per troy ounce, sedangkan berjangka AS turun 0,7% di level US$ 2.730,20 setelah pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa Presiden Trump akan mengeluarkan memo perdagangan pada hari pertamanya menjabat yang tidak memberlakukan tarif baru.