Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Penuh Krisis, Boeing Merugi US$11,83 Miliar pada 2024

Perusahaan produsen pesawat, Boeing, melaporkan kerugian sebesar US$11,83 miliar
Boeing 787 Dreamliner/boeing.com
Boeing 787 Dreamliner/boeing.com

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan manufaktur pesawat, Boeing, melaporkan kerugian sebesar US$11,83 miliar pada 2024 akibat masalah di unit komersial dan pertahanannya. Kerugian ini juga dipicu oleh aksi mogok para pekerjanya di kawasan pantai barat Amerika Serikat.

Mengutip The Guardian pada Rabu (29/1/2025), kerugian tersebut menjadi yang terbesar sejak 2020. Catatan kerugian ini menunjukkan tantangan yang dihadapi CEO Kelly Ortberg dalam membalikkan performa keuangan di tengah persaingan dengan Airbus dan tantangan penyelidikan oleh regulator aviasi menyusul serangkaian kesalahan langkah.

Perusahaan melaporkan pembakaran kas triwulanan sebesar US $4,1 miliar, metrik yang diawasi ketat oleh investor. Nilai ini sedikit lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar US$4,26 miliar, menurut data yang dikumpulkan oleh London Stock Exchange Group (LSEG).

Ortberg, yang mulai menjabat sebagai CEO Boeing pada Agustus 2024, mengatakan perusahaan itu tengah membuat kemajuan dalam memulihkan stabilitas lini produksi. Aktivitas produksi Boeing memang menghadapi tekanan setelah serangkaian kecelakaan udara setahun lalu menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan jet-jetnya.

Ortberg menuturkan, Boeing mencatatkan kerugian sebesar US$3,86 miliar pada kuartal IV/2024 karena biaya yang "mengecewakan" dalam beberapa program pertahanan dengan harga tetap. Namun, Ortberg menambahkan dalam sebuah surat kepada karyawan bahwa Boeing sekarang lebih proaktif dan berpandangan jernih terhadap risiko terhadap program-program itu.

Sementara itu, pendapatan untuk kuartal IV/2024 turun 31% menjadi US$15,24 miliar. Realisasi ini meleset dari ekspektasi analis sebesar US$16,21 miliar, menurut data LSEG.

Adapun kerugian per saham yang disesuaikan secara kuartalan adalah US$5,90, dibandingkan dengan ekspektasi kerugian US$3 per saham.

Pengeluarkan kas Boeing selama 2024 mencapai US$14,3 miliar, sementara arus kas pada tahun sebelumnya sebesar US$4,43 miliar.

Ortberg menegaskan kembali rencana empat bagian perusahaan untuk membalikkan keadaan bisnis, termasuk upaya multitahun untuk memperbaiki budaya Boeing, yang mungkin menjadi perubahan terpenting yang perlu dilakukan.

Setelah membukukan laba tertinggi pada tahun 2010-an, Boeing telah merugi lebih dari US$30 miliar sejak 2019. Kerugian ini dialami setelah dua kecelakaan fatal jet 737 Max terlarisnya memicu masalah kualitas dan keselamatan produksi serta kekhawatiran bahwa Boeing telah menyesatkan regulator selama proses sertifikasi pesawat.

Pandemi Covid-19 juga makin menekan kinerja perusahaan, sementara ledakan panel di udara pada 737 Max yang hampir baru pada Januari lalu menyeret Boeing ke dalam krisis lain.

Bisnis pertahanan, antariksa dan keamanan perusahaan merugi US$5,41 miliar pada tahun 2024, terdampak oleh kelebihan anggaran pada beberapa program harga tetap.

“Kami telah menyelesaikan penelaahan mendalam pada semua program pengembangan harga tetap yang menantang,” kata Ortberg dalam surat kepada karyawan.

Ortberg menambahkan Boeing telah membuat kemajuan dalam memperlancar rantai pasokannya dan kembali ke tingkat produksi lima jet 787 per bulan pada akhir 2024, meskipun ada penundaan di area seperti kursi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper