Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus memiliki daya saing agar tidak kalah dengan gempuran produk impor China yang membanjiri pasar dalam negeri.
Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui seusai acara peluncuran Gemini Academy Untuk UMKM Bisa Ekspor di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
“Kalau yang Bisa Ekspor [salah satu program prioritas Kemendag] itu saya sering bilang, berani inovasi itu daya saing, pokoknya kalau kita punya daya saing yang bagus nggak akan kalah dengan impor [China],” kata Budi.
Mendag Budi menyampaikan, pemerintah melalui Kemendag terus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM seperti desain hingga pengemasan produk agar mampu menjangkau pasar luar negeri.
“Kalau dia [produk UMKM] punya daya saing ekspor, otomatis pasti standar di dalam negeri terpenuhi, sehingga kita bisa bersaing dengan produk-produk dari negara lain [termasuk dengan China],” jelasnya.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan Kemendag melakukan pitching alias memperkenalkan produk lokal ke perwakilan di luar negeri minimal satu bulan untuk membuka peluang bisnis. Setelahnya, para pelaku UMKM mencari pelanggan atau investor (buyer).
Baca Juga
“Jadi pitching minimal sekali dalam sebulan, tapi artinya karena kita di 33 negara berarti 33 kali. Tapi bulan ini 40, sudah terlaksana 40 pitching, padahal minimal 33 [kali pitching]. Itu kita kejar terus dan kita target,” terangnya.
Menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), China masih menjadi negara utama asal impor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 40,86% pada Januari 2025.
Tercatat, nilai impor China adalah sebesar US$6,34 miliar pada Januari 2025, lebih rendah jika dibandingkan Desember 2024 sebesar US$7,29 miliar. Namun, nilai impornya lebih tingginya secara tahunan (year-on-year/yoy) atau sebesar US$5,95 miliar pada Januari 2024.