Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap terdapat potensi pembiayaan dari BPI Danantara untuk 35 proyek hilirisasi yang diusulkan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional senilai US$123,8 miliar atau setara Rp2.015,6 triliun.
Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek yang terdiri atas sektor mineral, batu bara, hingga minyak dan gas (migas) bumi tersebut di antaranya akan menjadi proyek prioritas yang berpotensi mendapatkan pembiayaan Danantara.
"Salah satunya pasti kalau proyek ini menjadi prioritas, juga menjadi prioritas dari Danantara. Kalau saya kan ESDM ya, jadi dua itu [proyek minerba dan migas]," kata Dadan saat ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (25/2/2025).
Untuk itu, Dadan memastikan bahwa pihaknya terus berupaya untuk melakukan berbagai upaya agar proyek-proyek prioritas sektor minerba dan migas dapat terwujud untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.
"Jadi, masalah nanti akan didanai atau enggak, kan Danantara ini baru berdiri kemarin, kita sekarang melakukan berbagai macam strategi supaya ini bisa kejadian," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, Satgas Hilirisasi akan menawarkan 35 proyek hilirisasi baru senilai US$123,8 miliar. Dia mengatakan, proyek hilirisasi itu terdiri atas sektor mineral, batu bara, hingga minyak dan gas (migas).
Baca Juga
"Jadi dengan adanya persiapan proyek-proyek yang siap ditawarkan itu mudah-mudahan ini kita segera bisa tawarkan kepada investor potensial," ucap Yuliot.
Untuk diketahui, Kantor Kementerian ESDM akan menjadi posko dari Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Satgas pun akan berjalan selama 5 tahun ke depan.
Dalam rapat sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sekaligus ketua satgas itu mengatakan, pihaknya tengah merumuskan langkah-langkah strategis demi meningkatkan investasi hilirisasi. Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Arahan Bapak Presiden Prabowo bahwa hilirisasi ini harus betul-betul menjadi target pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan sekaligus penciptaan nilai tambah," kata Bahlil.