Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Giant Sea Wall Dapat Cap PSN, Ekonom: Beban Berat bagi APBN

Ekonom menilai pembiayaan proyek strategis nasional Giant Sea Wall akan berat bagi APBN.
Warga memancing saat ombak besar di kawasan pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Senin (2/1)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Warga memancing saat ombak besar di kawasan pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Senin (2/1)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto resmi memasukkan proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) yang bakal terbentang dari pesisir Banten hingga Gresik ke dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).

Adapun, keputusan itu sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025 – 2029. 

Dengan demikian, konstruksi GSW bakal menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah. Namun demikian, hal itu menimbulkan pertanyaan mengenai kesanggupan APBN mengguyur pendanaan pada proyek jumbo tersebut.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda memproyeksikan pembangunan GSW Banten hingga Gresik bakal membutuhkan anggaran hingga Rp800 triliun.

“Proyek Giant Sea Wall ini membutuhkan dana di kisaran Rp600 triliun hingga Rp800 triliun. Jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pembangunan IKN. Dengan posisi penerimaan saat ini yang sedang tidak dalam kondisi optimal, berat bagi APBN membiayai proyek ini,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (11/3/2025).

Terlebih, tambah Nailul, proyek Giant Sea Wall itu bakal dijalankan bersamaan dengan program prestisius lainnya seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 3 juta rumah yang juga membutuhkan suntikan modal tinggi.

Di samping itu, Presiden Prabowo juga sempat menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang tampaknya masih bakal banyak bergantung pada APBN.

Nailul menegaskan, apabila seluruh program tersebut dipaksakan untuk berjalan bersamaan, tak menutup kemungkinan bila defisit APBN akan terus meningkat.

“Semuanya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jika dipaksakan, APBN akan jebol. Defisit APBN akan meningkat dan hutang akan membengkak, serta menimbulkan anggaran yang tidak sehat,” tambahnya.

Sejalan dengan hal itu, Nailul berharap dapat melakukan kajian kembali dan dapat menemukan solusi yang lebih murah dalam mencegah bencana di pesisir pantai.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bertekad untuk segera memulai pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall yang bakal terbentang di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura).  

Prabowo juga telah meminta agar Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk dapat mulai fokus melakukan pembangunan tersebut.

“Saya tak tahu berapa tahun tapi insyaallah dengan tekad, kita akan capai dan ini salah satu tugas berat di pundak Menko Infrastruktur,” kata Prabowo dalam agenda Penutupan Kongres VI Demokrat, Rabu (26/2/2025).

Pasalnya, tambah Prabowo, saat ini anggaran untuk mendukung pembangunan proyek pagar laut raksasa itu telah siap untuk dikucurkan.    

“Tapi kita akan putuskan kita akan mulai dengan kekuatan kita sendiri jangan ragu, ini bukan potensi lagi. Kita jelas punya, uangnya siap kita mulai secepatnya,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper