Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanda Berpotensi Jadi Pasar Alternatif RI di Tengah Perang Tarif

Belanda dapat menjadi pasar alternatif bagi komoditas ekspor Indonesia yang selama ini dikirim ke Amerika Serikat (AS)
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menilai, Belanda dapat menjadi pasar alternatif bagi komoditas ekspor Indonesia yang selama ini dikirim ke Amerika Serikat (AS).

Ekonom Senior LPEI Donda Sarah Hutabarat menyampaikan, dari perspektif perdagangan internasional, Negara Kincir Angin itu memiliki posisi strategis lantaran merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia.

“Dari sisi produk, beberapa produk yang saat ini terfokus ke pasar AS seperti Pakaian Jadi, Alas Kaki, Ban Pneumatik, dan Produk Kimia sebetulnya memiliki peluang untuk masuk ke pasar Eropa melalui Rotterdam (Belanda), mengingat potensi tingginya permintaan untuk produk-produk tersebut di kawasan,” kata Donda dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).

Dia mengatakan, Belanda merupakan target pasar yang menarik. Menurutnya, negara ini memiliki profil risiko yang relatif rendah, ditopang oleh faktor-faktor seperti permintaan di dalam negeri yang baik, inflasi yang perlahan melandai, dan kekuatan mata uang Euro.

Selain itu, sovereign credit yang terjaga di level AAA oleh seluruh lembaga pemeringkat internasional, dan risiko kegagalan bayar perusahaan Belanda yang relatif rendah.

Pada 2024, nilai ekspor Indonesia ke Belanda mencapai US$4,71 miliar. Nilai itu meningkat 21,72% (Year-on-Year/YoY) dibanding tahun lalu.

Kinerja positif ini ditopang oleh kenaikan ekspor sejumlah komoditas seperti Lemak dan Minyak Hewani/Nabati, Alas Kaki, Mesin dan Perlengkapan Elektrik, Besi dan Baja, serta Kayu dan Barang dari Kayu.

Sementara itu, komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Belanda sepanjang 2024 yakni Lemak dan Minyak Hewani/Nabati, khususnya Minyak Kelapa dan Minyak Sawit, yang menyumbang 14,26% dari total ekspor. Indonesia juga tercatat mengekspor Produk Kimia, Alas Kaki, Bahan Kimia Organik, serta Ampas dan Sisa Industri Makanan ke Belanda.

Menurutnya, sejumlah komoditas Indonesia seperti produk kimia, lemak dan minyak nabati/hewani, alas kaki, residu industri makanan, serta mesin dan perlengkapan elektronik memiliki potensi besar untuk memasuki pasar Belanda. 

“Eksportir Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan volume ekspor, mengisi celah pasar yang ada, serta mengambil bagian dalam rantai pasok global yang terhubung melalui Belanda,” tuturnya.

Dalam rangka mendorong produk Indonesia menembus pasar ekspor, para pelaku usaha khususnya UMKM wajib memerhatikan aspek standarisasi dan sertifikasi supaya produk dapat diterima di Belanda.

Ketua Umum Indonesia Diaspora SME Export Empowerment & Development Ira Damayanti mengatakan, peluang pelaku UMKM cukup besar untuk masuk ke pasar Belanda. Kendati begitu, produk harus memenuhi standar dan sertifikasi serta regulasi yang berlaku di Eropa.

Sebagai contoh, untuk produk makanan dan minuman kemasan, pelaku usaha UMKM perlu mengetahui bahwa produk yang mengandung protein dari daging, telur dan produk yang mengandung susu (diary) tidak dapat masuk ke Eropa. 

Untuk produk makanan-minuman ini juga diwajibkan untuk memiliki sertifikasi yang cukup tinggi untuk masuk ke pasar Eropa yang memang sangat memperhatikan kesehatan; misalnya sertifikasi HaCCP, sertifikasi organik EU atau label “gluten free”, “No MSG”, agar produk Indonesia bisa berdaya saing di pasar Eropa khususnya Belanda.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tren, demand dan selera konsumen di Eropa, khususnya Belanda yang tidak dapat disamakan dengan selera konsumen Indonesia. Menurutnya, cita rasa juga harus menyesuaikan selera konsumen lokal, misalnya tingkat kepedasan. 

Lebih lanjut, Ira menyarankan pelaku usaha untuk memanfaatkan strategi trial market dengan memperkenalkan produk melalui berbagai event internasional di negara tujuan ekspor.

“Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan dukungan dari LPEI/Indonesia Eximbank, yang aktif memfasilitasi kegiatan promosi produk dalam berbagai forum internasional,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper