Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) diprediksi akan memangkas suku bunga untuk ke delapan kalinya karena dampak Presiden AS Donald Trump bakal mengobrak-abrik inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi Benua Biru.
Berdasarkan analis yang disurvei Bloomberg, suku bunga deposito akan dipangkas 25 bps menjadi 2% pada Kamis (5/6/2025). Pemangkasan lebih lanjut diharapkan terjadi pada September 2025 ketika perundingan antara Uni Eropa dan AS sudah rampung dan dampak tarif sudah terlihat lebih jelas.
Proyeksi ini juga akan menjadi panduan bagi para pembuat kebijakan pekan ini, walaupun ada ancaman yang konstan datang dari seberang Pasifik yang akan memperumit kebijakan yang mau diambil. Kendati pertumbuhan ekonomi dan inflasi terlihat melemah dalam beberapa bulan ke depan, belanja militer dan infrastruktur di Eropa diharapkan bisa menopang untuk jangka panjang.
Kepala Ekonom untuk Eropa Goldman Sachs Jari Stehn mengatakan saat ini ECB berada di posisi yang rumit. Apalagi, perundingan dagang dengan AS belum diikuti dengan stimulus fiskal.
"Semua ini menjadi tantangan untuk membuat kebijakan moneter yang sesuai," kata Stehn, dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/6/2025).
Hal itu akan membuat Presiden ECB Christine Lagarde kesulitan untuk memberikan sinyal yang jelas mengenai posisi suku bunga setelah Juni ini. Konferensi pers hasil rapat ECB akan diadakan di Frankfurt, Jerman, pada pukul 14.25 WIB setelah pengumuman suku bunga.
Dalam perkembangan terpisah, Kanselir Jerman Friedrich Merz sedang berdiskusi mengenai kesepakatan dagang bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, sementara para menteri pertahanan NATO melanjutkan perdebatan mengenai target belanja dan dukungan untuk Ukraina.
Sementara itu, sejumlah pembuat kebijakan di seluruh dunia dalam beberapa waktu terakhir ini sudah memberikan sinyal untuk menurunkan suku bunga karena khawatir dengan perlambatan ekonomi akibat Tarif Trump.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.