Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akar Masalah Cekcok yang Berujung Donald Trump Ancam Elon Musk

Presiden AS Donald Trump mengancam Elon Musk jika CEO Tesla itu mendanai kandidat Partai Demokrat yang menentang dukungan terhadap RUU pajak dan belanja AS.
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam Elon Musk akan menghadapi konsekuensi yang sangat serius jika CEO Tesla itu mendanai kandidat Partai Demokrat yang menantang anggota parlemen yang mendukung RUU pajak dan belanja Partai Republik. 

Dalam wawancara telepon dengan Kristen Welker dari NBC News, dia juga mengatakan dia tidak ingin memperbaiki hubungannya dengan Musk. Keduanya berselisih secara publik pada Kamis (5/6/2025) pekan lalu. 

"Saya memberinya kelonggaran dalam pemerintahan pertama saya, dan menyelamatkan hidupnya dalam pemerintahan pertama saya, saya tidak punya niat untuk berbicara dengannya," kata Trump dalam wawancara itu dikutip dari Bloomberg, Senin (9/6/2025).

Dia juga menyebut Musk "tidak sopan" dan menganggap hubungan keduanya sudah berakhir. 

Orang terkaya di dunia itu mendukung kampanye pemilihan Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada 2024 dan mengepalai upaya pemotongan biaya Departemen Efisiensi Pemerintah. Namun, aliansinya dengan Trump pecah secara dramatis, setelah Musk berbicara menentang RUU pajak yang didukung oleh presiden.

Musk berpendapat RUU tersebut akan menambah defisit dan melemahkan upayanya untuk memangkas pengeluaran pemerintah. Trump dan sekutunya, pada gilirannya, telah menunjuk rencana RUU tersebut untuk menghapus kredit pajak kendaraan listrik yang menguntungkan produsen mobil listrik Tesla Inc. sebagai alasan kemarahan Musk. 

Trump juga mengatakan kepada NBC bahwa menurutnya Musk tidak memiliki kekuatan untuk menenggelamkan RUU pajak dan mengatakan bahwa dia sangat yakin RUU tersebut akan disahkan pada tanggal 4 Juli.

Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance mengungkapkan harapannya agar Musk akhirnya kembali bekerja sama dengan pemerintahan Trump selama wawancara di podcast "This Past Weekend w/ Theo Von" yang dirilis pada Sabtu. 

Trump telah mendorong Vance untuk berbicara diplomatis tentang Musk sebelum penampilannya di podcast tersebut, menurut seseorang yang mengetahui situasi tersebut yang membagikan detailnya dengan syarat anonim.

Perseteruan publik tersebut memangkas $34 miliar dari kekayaan bersih pribadi Musk dalam satu hari, sementara Tesla kehilangan $153 miliar dari nilai pasar pada Kamis.

Trump mengatakan bahwa dia tidak lagi memikirkan saran sebelumnya tentang pembatalan kontrak federal perusahaan Musk. 

"Saya diizinkan untuk melakukan itu. Saya tidak memikirkannya sama sekali," ujar Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper