Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa sengketa dagang dengan Kanada dapat segera diselesaikan. Ia menilai kesepakatan antara kedua negara memungkinkan untuk dicapai dalam pertemuan KTT G7 yang tengah berlangsung.
“Saya rasa kami punya pendekatan yang berbeda. Saya mengusulkan tarif, sementara Mark punya konsep lain yang juga disukai sebagian pihak. Tapi hari ini kita akan coba cari titik temu,” ujar Trump dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (17/6/2025).
Trump menekankan preferensinya terhadap tarif karena dianggap sederhana dan mudah diterapkan, namun tetap terbuka pada usulan Carney yang mendorong pembatasan tarif tinggi hanya pada sektor strategis seperti baja, aluminium, dan otomotif.
“Mark memiliki pendekatan yang lebih kompleks, tapi juga sangat baik. Kami akan mempertimbangkannya dan melihat hasilnya,” tambahnya.
Menurut pejabat Kanada, pertemuan keduanya berlangsung selama 30 menit secara tertutup, sebelum dilanjutkan dengan diskusi bersama jajaran pejabat kedua negara selama setengah jam. Fokus utama pembahasan adalah percepatan negosiasi terkait hubungan dagang dan isu keamanan. Pejabat tersebut menyebut suasana diskusi berjalan konstruktif dan cukup menggembirakan dari perspektif Kanada.
Para pemimpin dunia dalam KTT G7 kali ini dihadapkan pada ancaman kebijakan tarif Trump yang dinilai dapat mengganggu kestabilan ekonomi global, di tengah perbedaan tajam menyangkut penyelesaian konflik Rusia–Ukraina dan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
Baca Juga
Trump mengakui bahwa isu perdagangan menjadi prioritas utama dalam agenda KTT. Beberapa pemimpin dunia dikabarkan berupaya membujuk AS agar membatalkan atau minimal menunda rencana tarif yang dijadwalkan berlaku pada Juli mendatang.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, Trump tampak meremehkan proses negosiasi dan menunjukkan kecenderungan untuk menerapkan tarif secara sepihak apabila kesepakatan tak berjalan sesuai harapan.
Pekan lalu, Carney mengatakan bahwa negosiasi dengan AS mengalami kemajuan, namun ia menurunkan ekspektasi atas tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat. Sumber yang dekat dengan pembahasan menyebut kedua negara telah saling bertukar draf proposal, dengan fokus utama pada regulasi perdagangan baja dan aluminium.
Meski begitu, saat ditanya pada Senin (17/6/2025) mengenai peluang tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat, Trump tetap menyuarakan optimisme akan tercapainya hasil positif.
Apabila kesepakatan gagal terwujud, Carney sebelumnya sempat mengisyaratkan opsi pembalasan, meski hingga kini pemerintah Kanada belum menerapkan tarif balasan terhadap produk AS, menyusul kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari AS hingga 50%.
Selain logam, Trump juga telah menerapkan bea masuk terhadap kendaraan produksi luar negeri serta tarif 25% terhadap produk asal Kanada dan Meksiko yang tak memenuhi ketentuan dalam perjanjian dagang USMCA, yang disusun pada masa jabatan pertamanya. Ia bahkan mengancam untuk memperluas tarif terhadap ekspor utama Kanada lainnya, seperti kayu dan tembaga.
Dalam pidato pembukaan KTT G7, Trump juga menyampaikan keluhannya atas absennya Rusia dari kelompok tersebut, serta menyuarakan ketertarikannya untuk melibatkan China dalam forum ekonomi global itu.
“Saya pikir perang ini mungkin bisa dicegah jika Rusia masih menjadi bagian dari kelompok,” ujar Trump, mengkritik keputusan mantan Presiden Barack Obama yang mengeluarkan Rusia dari G8 menyusul aneksasi Krimea oleh Presiden Vladimir Putin pada 2014.
Saat ditanya apakah ia terbuka dengan kemungkinan melibatkan China — ekonomi terbesar kedua di dunia — dalam forum global tersebut, Trump menjawab bahwa ide itu layak dipertimbangkan.
“Saya tidak keberatan. Kalau ada yang mengusulkan China bergabung, saya pikir itu bisa kita bahas, selama negara yang bergabung adalah pihak yang bisa diajak berdialog,” pungkasnya.