Bisnis.com, JAKARTA — Kanada dan Meksiko sepakat memperkuat kerja sama perdagangan dan rantai pasok di tengah tekanan tarif impor Presiden AS Donald Trump terhadap kedua negara.
“Kedua negara sepakat membangun rencana kerja mencakup rantai pasok yang tangguh, jalur perdagangan antarpelabuhan, kecerdasan buatan dan ekonomi digital, hingga keamanan energi,” ujar Menteri Luar Negeri Kanada Anita Anand dalam konferensi pers daring, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (6/8/2025)
Anand yang didampingi oleh Menteri Keuangan Francois-Philippe Champagne mengatakan bahwa pertemuan dengan Presiden Sheinbaum berlangsung lebih dari satu jam.
“Peran Meksiko dalam perekonomian global sangat penting. Dari perspektif Kanada, kami ingin mengakui hal itu dan memanfaatkannya untuk mendukung ekonomi domestik kami,” lanjut Anand.
Champagne menambahkan, Kanada juga menawarkan peluang besar bagi Meksiko, khususnya dalam sektor mineral kritis dan rantai pasok terkait, serta bidang keamanan energi. Dia menegaskan bahwa kedua negara sama-sama menjunjung prinsip perdagangan bebas.
Selama berada di Meksiko, kedua menteri Kanada dijadwalkan menghadiri forum bisnis bersama pelaku usaha setempat. Champagne juga menekankan pentingnya United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) sebagai fondasi utama daya saing kawasan Amerika Utara, di tengah rencana negosiasi ulang kesepakatan tersebut tahun depan.
Baca Juga
Isu keamanan publik juga disebut perlu menjadi bagian dalam pembahasan, menurut Anand. Di tengah kampanye tarif global Presiden AS Donald Trump, hanya Meksiko, Kanada, dan China yang dikenai tarif khusus atas dasar kedaruratan keamanan nasional yang dikaitkan dengan peredaran narkotika lintas perbatasan.
Meski data bea cukai AS menunjukkan mayoritas fentanyl masuk melalui perbatasan selatan, pekan lalu AS dan Meksiko sepakat memperpanjang kerja sama pengawasan selama 90 hari.
Sementara itu, Trump menaikkan tarif fentanyl terhadap Kanada dari 25% menjadi 35%. Kanada langsung merespons dengan tarif balasan, namun Meksiko di bawah Sheinbaum sejauh ini masih menahan diri.
Sebagian besar barang yang diperdagangkan di antara ketiga negara bebas dari tarif berdasarkan USMCA. Namun, sejumlah sektor seperti baja dan otomotif masih terkena tarif khusus dari AS.