Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Jumat (27/6/2025) waktu setempat dan mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa.
Melansir Reuters, Sabtu (28/6/2025), kinerja positif ini ditopang oleh harapan tercapainya kesepakatan dagang dan data ekonomi yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Meski sempat memangkas penguatan setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menghentikan negosiasi dagang dengan Kanada, ketiga indeks utama AS tetap membukukan kenaikan mingguan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 432,43 poin atau 1,00% ke level 43.819,27, sedangkan indeks S&P 500 menguat 32,05 poin atau 0,52% ke 6.173,07. Adapun, Nasdaq Composite ditutup naik 105,55 poin atau 0,52% ke 20.273,46
Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi resmi memasuki fase bull market setelah menyentuh titik terendah pasca-Liberation Day pada 8 April lalu dan kini menorehkan rekor baru. Sementara itu, indeks Dow Jones masih tertinggal 2,7% dari rekor penutupan tertingginya yang tercatat pada 4 Desember tahun lalu.
Sementara itu, di antara 11 sektor utama dalam indeks S&P 500, sektor consumer discretionary mencatat kenaikan persentase terbesar, sementara saham energi menjadi yang tertinggal.
Baca Juga
Jika Anda ingin memasukkannya ke dalam konteks laporan pasar yang lebih luas, saya juga bisa bantu merangkainya.
Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services, Indiana menyebut, pasar saham menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Investor sedang menunggangi momentum dan mencari titik tembus (breakout).
"Mereka tak ingin tertinggal. Banyak investor sudah terlewatkan reli ini, dan sekarang S&P 500 hampir menembus level tertingginya," tambahnya.
Dari sisi data ekonomi, laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa pendapatan dan belanja konsumen mengalami kontraksi tak terduga pada Mei. Meski dampak tarif belum tercermin dalam inflasi, laju kenaikan harga masih berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.
Sementara itu, survei terpisah dari University of Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen membaik pada Juni, meski masih berada di bawah level optimistis pasca-pemilu Desember lalu.
Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 76% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pertama tahun ini pada pertemuan September, dan peluang 19% untuk pemangkasan lebih cepat pada Juli, menurut alat FedWatch milik CME Group.
Di sisi perdagangan global, Washington dan Beijing dilaporkan mencapai kesepakatan untuk mempercepat pengiriman logam tanah jarang (rare earth) dari China ke AS, jauh sebelum tenggat 9 Juli terkait berakhirnya masa penangguhan tarif timbal balik Trump.
Menteri Keuangan AS juga mengungkap bahwa kesepakatan dagang dengan 18 mitra dagang utama AS bisa rampung sebelum libur Hari Buruh pada 1 September mendatang.