Bisnis.com, JAKARTA — Bulgaria tinggal selangkah lagi untuk menjadi anggota ke-21 di Zona Euro, secepatnya pada 2026. Para menteri keuangan Uni Eropa dijadwalkan untuk menandatangani masuknya Bulgaria ke Zona Euro pekan ini.
Adapun, ambisi Bulgaria menjadi anggota Zona Euro bisa dilacak sejak keanggotaannya di Uni Eropa pada 2007. Sejak itu, Bulgaria berusaha untuk masuk ke Zona Euro untuk dapat menggunakan mata uang tunggal di Benua Biru.
Mengutip Bloomberg, pemerintahan Bulgaria di Sofia mengatakan langkah bergabung ke Zona Euro ini akan menaikkan standar hidup di negara termiskin di UE tersebut. Namun, Bulgaria masih terpecah-belah mengenai keputusan nilai tukar lev dan prospek menaikkan harga di dalam negerinya. Ribuan demonstran berunjuk rasa pekan lalu yang berujung pada satu orang ditahan karena bentrok dengan kepolisian.
Adapun, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Komisi Eropa sebagai badan eksekutif mengonfirmasi bulan lalu bahwa negara Balkan tersebut sudah memenuhi persyaratan formal untuk bergabung ke Zona Euro.
Selanjutnya Parlemen Eropa dijadwalkan untuk menerima keanggotaan Bulgaria dengan merujuk persoalan itu ke para menteri keuangan Zona Euro.
Bulgaria akan menjadi negara kedua yang mengadopsi euro dalam sedekade terakhir dan menjadi satu-satunya negara yang dapat melakukan itu di saat krisis euro mengancam zona mata uang tunggal tersebut. Adapun, negara terakhir yang bergabung ke Zona Euro adalah Kroasia pada 2023.
Adapun, seluruh anggota Zona Euro diwajibkan untuk mengadopsi mata uang euro setelah traktat ditandatangani. Namun, beberapa negara UE lainnya seperti Polandia, Republik Ceko, dan Hungaria sejauh ini masih menggunakan mata uangnya sendiri dan mempertahankan independensi moneter.
Dengan demikian, masuknya Bulgaria ke Zona Euro akan menjadi akhir dari mata uang lev yang saat ini berlaku. Lev digunakan sebagai mata uang di Bulgaria.
Selanjutnya, independensi moneter Bulgaria juga akan dihentikan dengan desain untuk mengakhiri hiperinflasi dan gejolak utang, yang akan menegaskan jalan Bulgaria dari negara bergaya Soviet menjadi negara ekonomi pasar bebas pada akhir 1990-an.
Gubernur Bank Sentral Bulgaria Dimitar Radev pun akann menjadi anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) dengan tambahan kendali di bidang moneter.