Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kendaraan listrik Tesla mencatat penurunan pendapatan kuartalan terdalam dalam lebih dari satu dekade di tengah persaingan ketat dengan kendaraan listrik berharga lebih murah serta meningkatnya sentimen negatif terhadap pandangan politik CEO Elon Musk.
Melansir Reuters pada Kamis (24/7/2025), pendapatan Tesla turun 12% menjadi US$22,5 miliar untuk kuartal II/2025, dari US$25,50 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata analis memperkirakan pendapatan sebesar US$22,74 miliar, menurut data yang dihimpun oleh LSEG.
Adapun, laba bersih perusahaan pada kuartal tersebut turun 16% secara year on year (yoy) menjadi US$1,2 miliar.
Manajemen Tesla menyebut penurunan pendapatan sebesar tersebut disebabkan oleh turunnya jumlah pengiriman kendaraan dan berkurangnya pemasukan dari penjualan kredit regulasi otomotif.
Perusahaan melaporkan penurunan pendapatan kuartalan untuk kedua kali berturut-turut, meskipun telah meluncurkan versi penyegaran dari SUV Model Y yang menjadi model terlaris Tesla. Model ini telah lama dinantikan dan diharapkan dapat memulihkan permintaan.
Analis kini memperkirakan bahwa versi kendaraan yang lebih murah tersebut akan mendorong penjualan. Tesla sebelumnya menyatakan pada April bahwa produksi model itu akan dimulai sebelum akhir paruh pertama tahun ini.
Namun, sejumlah sumber mengatakan bahwa peluncurannya kemungkinan tertunda setidaknya beberapa bulan.
Adapun, perusahaan mengungkapkan bahwa mereka mulai memproduksi unit perdana dari model kendaraan terjangkau mereka pada Juni lalu. Produsen kendaraan listrik tersebut menambahkan bahwa produksi massal diperkirakan akan dimulai pada paruh kedua tahun ini.
Namun, Tesla tidak memberikan pembaruan terkait proyeksi pengiriman tahunan, setelah menarik panduan tersebut pada April dengan alasan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi.
Sebagian besar valuasi Tesla yang mencapai triliunan dolar bergantung pada taruhan perusahaan terhadap layanan robotaxi—yang uji coba skala kecilnya telah dimulai bulan lalu di Austin, Texas—serta pengembangan robot humanoid.
Namun, investor khawatir apakah Elon Musk dapat mencurahkan cukup waktu dan perhatian untuk Tesla, menyusul perseteruannya dengan Presiden Donald Trump setelah mendirikan partai politik baru bulan ini.
Beberapa pekan sebelumnya, Musk sempat berjanji akan mengurangi keterlibatannya dalam urusan pemerintahan dan lebih fokus pada perusahaannya.
Kekhawatiran investor juga diperburuk oleh serangkaian pengunduran diri eksekutif senior, termasuk salah satu orang kepercayaan lama Musk yang sebelumnya membawahi penjualan dan produksi di Amerika Utara dan Eropa, dan meninggalkan Tesla bulan lalu.