Bisnis.com, JAKARTA – Gencatan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan berlanjut seiring dengan diperpanjangnya kesepakatan tersebut selama 90 hari ke depan.
Mengutip lembar fakta yang dirilis Gedung Putih AS pada Selasa (12/8/2025), perpanjangan penangguhan tarif dilakukan melalui perintah eksekutif.
Langkah tersebut diambil guna memfasilitasi pembahasan lanjutan terkait upaya mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, praktik dagang yang tidak adil, serta perluasan akses pasar bagi ekspor AS.
Gedung Putih menyatakan, AS dan China telah menggelar sejumlah putaran perundingan yang membahas hubungan timbal balik perdagangan dan isu keamanan nasional.
"Dengan demikian, penangguhan tarif tinggi terhadap produk impor asal China, sebagaimana diatur dalam Perintah Eksekutif 14298, akan berlaku hingga 10 November 2025," demikian kutipan lembar fakta tersebut.
Adapun, perang dagang antara China dan AS pada masa pemerintahan kedua Trump dimulai sehari setelah dirinya dilantik, yakni pada 21 Januari 2025 lalu.
Baca Juga
Berikut adalah timeline perkembangan perang dagang AS–China sepanjang tahun ini dikutip dari Reuters:
21 Januari – Sehari setelah dilantik, Trump mengancam mengenakan bea masuk 10% terhadap impor asal China, dengan alasan arus fentanyl dari negara tersebut.
1 Februari – AS memberlakukan tarif 10% pada barang asal China, serta 25% untuk Meksiko dan Kanada, sebagai desakan agar ketiga negara menekan arus fentanyl dan imigran ilegal.
4 Februari – China membalas dengan berbagai langkah terhadap perusahaan AS, termasuk Google, produsen peralatan pertanian, dan pemilik merek Calvin Klein.
Beijing juga menetapkan tarif 15% untuk impor batu bara dan LNG AS, serta 10% untuk minyak mentah dan sebagian mobil mulai 10 Februari. Selain itu, ekspor lima logam strategis yang digunakan di sektor pertahanan, energi bersih, dan industri lainnya turut dibatasi.
3 Maret – AS menggandakan tarif terkait fentanyl atas seluruh impor China menjadi 20%, berlaku 4 Maret.
4 Maret – China membalas dengan tarif 10%–15% atas ekspor pertanian AS senilai sekitar US$21 miliar. Beijing juga memberlakukan pembatasan ekspor dan investasi pada 25 perusahaan AS dengan alasan keamanan nasional, serta melarang impor alat pengurut DNA dari Illumina.
2 April – Trump meningkatkan tensi perdagangan global dengan “tarif hari pembebasan,” yakni tarif dasar 10% untuk semua impor, dan 34% untuk seluruh barang dari China mulai 9 April. AS juga mengakhiri fasilitas bebas bea untuk kiriman bernilai rendah dari China dan Hong Kong mulai 2 Mei.
4 April – China menetapkan tarif balasan 34% untuk semua barang AS mulai 10 April, disertai pembatasan ekspor beberapa logam tanah jarang dan larangan impor sorgum, unggas, serta tepung tulang dari AS.
8 April – AS menaikkan tarif untuk seluruh barang China menjadi 84%.
9 April – China menyamakan tarifnya menjadi 84% dan menambahkan 12 perusahaan AS ke daftar kontrol ekspor, serta 6 lainnya ke daftar “entitas tidak dapat dipercaya.” AS kemudian kembali menaikkan tarif ke 125%. Beijing merespons dengan peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak ke AS.
10 April – China segera membatasi impor film-film Hollywood.
11 April – China menaikkan tarif ke 125% dan menyebut strategi tarif Trump sebagai “lelucon.”
15 April – Nvidia mengungkap AS mewajibkan lisensi ekspor untuk penjualan chip H20 ke China.
10–12 Mei – AS dan China menggelar perundingan di Jenewa, menghasilkan jeda tarif 90 hari. Tarif AS atas China turun menjadi 30% dari 145%, sementara tarif China atas AS turun menjadi 10% dari 125%. China juga mencabut sejumlah pembatasan non-tarif sejak 2 April.
28–29 Mei – AS mulai mencabut visa mahasiswa China dan melarang pengiriman semikonduktor, perangkat lunak desain, serta peralatan penerbangan ke Beijing.
31 Mei – Trump menuduh China melanggar kesepakatan Jenewa, yang dibantah Beijing.
5 Juni – Presiden Xi Jinping dan Trump melakukan panggilan telepon selama satu jam.
9–10 Juni – Putaran pembicaraan baru di London menghasilkan kesepakatan kerangka kerja.
11–12 Juni – Produsen magnet tanah jarang China mulai mendapatkan lisensi ekspor, Trump menyatakan gencatan dagang kembali ke jalur.
27 Juni – Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut masalah pasokan mineral dan magnet tanah jarang telah diselesaikan.
6 Juli – Trump mengancam tarif tambahan 10% pada negara-negara yang dianggap selaras dengan kebijakan anti-AS dari BRICS, termasuk China.
15 Juli – Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut rencana Nvidia melanjutkan penjualan chip H20 ke China sebagai bagian dari negosiasi perdagangan mineral tanah jarang.
28–29 Juli – Pejabat AS dan China sepakat memperpanjang gencatan tarif 90 hari, meski tanpa terobosan besar.
1 Agustus – Bessent optimistis ada peluang kesepakatan dengan China.
8 Agustus – AS mulai menerbitkan lisensi ekspor chip H20 Nvidia ke China.
10 Agustus – Trump mendesak China melipatgandakan pembelian kedelai dari AS menjelang berakhirnya gencatan dagang.
11 Agustus – AS dan China memperpanjang gencatan tarif 90 hari.