Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polri Temukan 3.000 Alat Kelistrikan Palsu Schneider, Ini Cara Membedakannya

Polri dan Bea Cukai temukan 3.000 alat kelistrikan palsu Schneider. Edukasi dan pengawasan diperketat untuk cegah bahaya dan kerugian.
Inisiatif pemusnahan lebih dari 30.000 alat kelistrikan palsu oleh Schneider Electric bersama Bea Cukai-Polri di Jakarta (20/8/2025)
Inisiatif pemusnahan lebih dari 30.000 alat kelistrikan palsu oleh Schneider Electric bersama Bea Cukai-Polri di Jakarta (20/8/2025)
Ringkasan Berita
  • Polri dan Bea Cukai menemukan lebih dari 3.000 alat kelistrikan palsu Schneider yang beredar di masyarakat, yang telah dimusnahkan untuk mencegah kerugian materiil dan jiwa.
  • Pengawasan diperketat di pintu masuk dan pasar domestik untuk memastikan produk kelistrikan memenuhi standar keselamatan, dengan edukasi publik tentang cara membedakan produk asli dan palsu.
  • Produk palsu seperti Miniature Circuit Breaker (MCB) tidak mematikan aliran listrik saat penggunaan berlebih, yang berpotensi menyebabkan kebakaran, sehingga edukasi dan tindakan preventif sangat diperlukan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bea Cukai, beserta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menemukan lebih dari 3.000 alat kelistrikan palsu Schneider yang beredar di masyarakat. 

Alat kelistrikan palsu tersebut menimbulkan kerugian baik secara materiil maupun jiwa. Puluhan ribu perangkat tersebut telah dimusnahkan.

Analis Senior Subdirektorat Kejahatan Lintas Negara, Andri Rizqia Indrawan mengatakan peredaran barang palsu tersebut masuk melewati berbagai pintu masuk. 

Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, kepolisian bersama Schneider memperketat pengawasan di pintu masuk peredaran barang lewat bandara, pelabuhan atau perbatasan negara hingga pengawasan di pasar domestik.

“Kami bersama Polri dan Schneider berkomitmen memastikan semua produk kelistrikan yang beredar memenuhi ketentuan dan standar keselamatan,” tegas Andri, di Jakarta (20/8/2025).

Andri juga mengatakan, sudah menjadi resiko apabila produk-produk palsu muncul dan dijual di masyarakat.

Sementara itu, Strategy, Sustainability, and Government Relations Director Schneider Electrics, Donald Situmorang mengaku menerima banyak laporan dari masyarakat terkait alat-alat listrik yang tiba-tiba rusak atau hangus, serta harga barang yang tidak wajar, yang mengindikasikan barang palsu.

Dia mengatakan tidak dapat mengetahui secara pasti seberapa besar jumlah kerugian materiil, sebab pihak perusahaannya pun tidak mengetahui jumlah pasti produk palsu yang beredar.

Adapun dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan dari alat-alat kelistrikan palsu, yaitu letupan listrik, yang kemudian dapat menyebabkan kebakaran gedung.

Seperti yang terjadi di Jakarta, ketika 90% kasus kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik, dan itu berpotensi terkait dengan instalasi serta perangkat listrik palsu, menurut data yang disampaikan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.

“Kami lebih menekankan langkah preventif, seperti edukasi lewat media sosial dan influencer, serta cara membedakan produk asli dan palsu lewat website dan call center,” jelas Donald.

Perbedaan

Untuk membedakan barang asli dan palsu, Donald mencontohkan kasus ketika pelanggan membeli Miniature Circuit Breaker (MCB), yang berfungsi untuk mencegah pemakaian aliran listrik secara berlebihan.

MCB asli akan mematikan aliran listrik ketika pemakaian dirasa berlebih, menjadi semacam peringatan untuk pelanggan, sementara itu, yang palsu sebaliknya, tidak akan mati seberapa besar pemakaian listrik.

“Sayangnya, masyarakat malah menganggap MCB yang tidak mati ketika pemakaian listrik berlebih itu adalah produk yang bagus, padahal sebaliknya. Edukasi dan tindakan preventif akan sangat dibutuhkan, berkaca dari kasus ini,” ungkap Donald (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro