Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait rencana pemindahan Bandara Haji dari Juanda, Surabaya, ke Bandara Dhoho Kediri.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa tak menjelaskan apakah rencana pemindahan tersebut imbas rencana renovasi Bandara Juanda—sebagaimana informasi yang Bisnis terima—maupun memang penambahan Bandara Haji sejalan dengan bertambahnya bandara internasional.
Dirinya hanya membenarkan bahwa Kementerian Haji dan Umrah (sebelumnya Badan Penyelenggara Haji) telah melakukan kunjungan ke Bandara Dhoho Kediri.
“Akan tetapi hingga saat ini Bandar Udara Dhoho belum ditetapkan resmi sebagai bandar udara embarkasi haji, sehingga rencana pemindahan penerbangan haji dari Bandar Udara Juanda ke Bandar Udara Dhoho belum terealisasi,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Kamis (28/8/2025).
Lukman menyampaikan bahwa pemerintah senantiasa mendukung penyelenggaraan haji dan umrah melalui penyediaan fasilitas transportasi udara yang aman, lancar, selamat dan efisien dan terus berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Umrah dalam rangka memastikan kesiapan bandar udara yang ditetapkan sebagai embarkasi haji.
Adapun mulai penyelenggaraan haji tahun 2026, tanggung jawab pelaksanaan haji berada di bawah Kementerian Haji dan umrah.
Baca Juga
Penetapan bandar embarkasi haji sepenuhnya merupakan kewenangan Kementerian Haji dan Umrah. Jika terdapat permohonan atau usulan penambahan bandar udara embarkasi, Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi terhadap fasilitas di bandar udara untuk memastikan kesesuaian dengan standar pelayanan jemaah haji.
Lukman juga menegaskan bahwa penetapan bandar udara embarkasi haji tidak hanya ditentukan berdasarkan ketersediaan fasilitas bandar udara, termasuk kesiapan Custom, Immigration dan Quarantine(CIQ), tetapi juga memperhatikan syarat minimal yaitu mampu melayani 4.000 orang jemaah serta ketersediaan asrama haji.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memastikan seluruh operasional penerbangan haji dan umrah berjalan sesuai regulasi dengan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan Jemaah,” ujar Lukman.
Pihaknya juga terus melakukan pengawasan intensif terhadap jalannya operasional penerbangan terus dilakukan, termasuk pengawasan terhadap maskapai penerbangan serta evaluasi terhadap fasilitas pendukung lainnya yang digunakan dalam penerbangan haji dan umrah.
Sementara itu, General Manager Bandar Udara Kediri I Nyoman Noer Rohim menyampaikan saat ini PT Angkasa Pura Indonesia sedang dalam proses pemenuhan persyaratan Bandara Kediri sebagai Bandara Internasional.
Nyoman turut menyampaikan bahwa pihaknya juga terus berkoordinasi secara intensif dengan pihak otoritas dan stakeholder lainnya. Saat ini pun, sudah terdapat maskapai yang berminat untuk membuka rute internasional dari Kediri, tetapi masih dalam proses perizinan.
“Adapun secara fasilitas, Bandar Udara Kediri memiliki spesifikasi yang mumpuni dan sudah siap untuk melayani penerbangan haji dan umrah,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).