JAKARTA: Puluhan pebisnis Jepang di industri berbasis teknologi tinggi berkomitmen meningkatkan investasi di Indonesia secara bertahap mulai tahun ini.
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang Rachmat Gobel mengatakan tambahan investasi tersebut sangat dibutuhkan untuk memperkuat struktur industri nasional yang selama ini relatif tertinggal di bidang teknologi tinggi.
“Dengan lobi-lobi yang kami lakukan, komitmen ini akhirnya terwujud. Sampai sekarang sudah lebih dari 600 perusahaan Jepang yang mempertimbangkan Indonesia menjadi basis produksi di luar Jepang,” katanya dalam Development and Investment Opportunity of High Technology Based Industry In Indonesia, Selasa, 6 Maret 2012.
Acara tersebut merupakan pertemuan lanjutan yang telah dijembatani PPIJ, Nikkan Kogyo Shimbun (koran ekonomi tertua dan terbesar di Jepang) dan Bisnis Indonesia dalam rangka mendorong kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara.
Dalam kesempatan itu, Nikkan Kogyo Shimbun dan PPIJ memperkenalkan 40 pengusaha Jepang dari sektor usaha yang berbeda-beda untuk mendengarkan penjelasan Kementerian Perindustrian terkait dengan kebijakan sektor industri strategis.
Menurut Gobel, Indonesia berpeluang mendapatkan investasi sangat besar di sektor teknologi tinggi dari Jepang karena potensi pasar yang sangat menjanjikan. Terlebih, tren perkembangan produk industri pada masa depan akan mengarah ke industri yang akrab lingkungan dan irit bahan bakar.
“Investasi baru sekitar US$10 miliar pun bisa kita raih. Buktinya, sudah berapa triliun rupiah yang dikucurkan dari prinsipal otomotif Jepang? Ekspansi di sektor pabrik akan memicu investasi di sektor komponennya. Belum lagi sektor-sektor strategis yang lain,” lanjutnya.
Sejumlah perusahaan yang hadir dalam pertemuan itu, ungkapnya, memiliki komitmen tinggi meningkatkan investasinya di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Nippon Refine Co Ltd, produsen dan pemasar adhesive/resin, Hatano System Co Ltd (power green).
Adapun, Yacida Co Ltd merupakan produsen berbasis vacuum equipment, Kaetsu Kogyo Co Ltd (recycling and management), hingga Regitex Co Ltd (pump and compressor).
Beberapa perusahaan juga siap berekspansi di sektor telekomunikasi berbasis konstruksi dan perangkat keras (hardware). Termasuk perusahaan manufaktur lain berbasis spare parts otomotif, car metal mold, percetakan, pendukung properti, permesinan, pelumas, hingga sektor hilir baja.
Mashuda Sado, Ketua Rombongan Misi Usaha Jepang, mengatakan kesempatan pebisnis Jepang menambah investasi di luar Jepang sangat penting saat ini karena di tengah krisis ekonomi global, Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.
“Bagi kami [pengusaha Jepang], kesempatan ini sangat langka sehingga tak akan menyia-nyiakannya untuk tidak berinvestasi di Indonesia. Ini merupakan momentum yang sangat tepat,” katanya.(msb)