JAKARTA: PT Solo Manufaktur Kreasi, prinsipal otomotif merek Esemka, mengklaim segera mendapatkan bantuan teknis dari beberapa orang tenaga ahli otomotif Jerman untuk pengembangan teknologi dasar dan menengah.
Direktur PT Solo Techno Park (STP) Gampang Sarwono mengatakan tenaga ahli tersebut didatangkan berkat lobi Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.
Pihak kedutaan, ungkapnya, berharap bantuan tenaga ahli dari Jerman tersebut dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi Esemka yang ditargetkan dapat menjadi icon mobil merek nasional.
“Kalau semua proses berjalan lancar, para tenaga ahli dari Jerman tersebut akan tiba di Indonesia pada Juli tahun ini. Keadaan ini tentu sangat membantu dalam mendorong industri otomotif lokal memiliki standar dunia,” katanya, Selasa 3 April 2012.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, Esemka telah menyempurnakan sejumlah aspek teknis untuk menghadapi uji emisi kedua yang diinisiasi Kementerian Perhubungan. Pada uji emisi pertama, Esemka belum lolos karena emisinya dianggap masih melebihi ambang batas minimum yang ditetapkan.
Namun, jika uji emisi pada kesempatan kedua lolos, pihaknya akan langsung memulai proses investasi dengan membangun fasilitas produksi perakitan. Saat ini, Esemka telah menyiapkan lahan sekitar 10 ha untuk fasilitas tersebut.
“Tadinya, kalau uji emisi pertama lolos, kami akan langsung merampungkan fasilitas produksi dengan target awal sekitar 100 – 200 unit per bulan. Namun, karena mundur, kami belum melanjutkan lagi,” jelasnya.
BUKAN TANDINGAN
Dia mengakui fasilitas produksi sebesar itu bukan tandingan produsen otomotif raksasa yang telah mapan karena ambisi Esemka sementara waktu tidak ke arah itu karena industri komponen skala IKM di Solo, Jawa Tengah, belum sepenuhnya siap. “Untuk menjadi besar, industri komponennya harus diperkuat dahulu,” ujarnya.
Pasokan komponen dan permesinan dari industri lokal, jelasnya, sangat penting untuk mensubstitusi impor sehingga tingkat kandungan lokal mobil merek nasional bisa mayoritas. “Tingkat kandungan lokal Esemka saat ini berkisar 60% - 80%,” katanya.
Dengan bertumbuhnya industri komponen dan permesinan otomotif skala IKM, dia berharap Solo akan menjadi kota industri komponen otomotif yang unik sehingga dapat memacu peningkatan pariwisata. “Ini salah satu tugas yang dikerjakan Solo Techno Park,” jelasnya. (ea)
BACA JUGA