JAKARTA: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil berkapasitas di atas 1.300 cc berpotensi menekan daya beli konsumen.
Dengan pembatasan itu, konsumen mobil di atas 1.300 cc hanya wajib memakai BBM nonsubsidi tapi dengan konsekuensi menanggung harga yang sangat mahal.
Jika daya beli untuk konsumsi BBM nonsubsidi menurun, keadaan itu akan berdampak pada penurunan penjualan mobil baru pada tahun ini.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menilai jika kebijakan pembatasan tersebut diterapkan, pertumbuhan industri otomotif dikhawatirkan menurun karena pada saat yang sama, otoritas moneter menaikkan batas minimum uang muka dari 10% menjadi 30% pada Juni.
Target penjualan mobil yang dipatok Gaikindo sebesar 945.000 unit pada 2012, ujarnya, kemungkinan terkikis 1,8% - 4% menjadi sekitar 910.000 – 930.000 unit. Artinya, target pertumbuhan minimum 5,7% dibandingkan dengan realisasi 2011 sebesar 894.164 unit bisa tak tercapai.
Dalam 3 tahun belakangan, pertumbuhan pasar otomotif padahal selalu tumbuh di atas 15%. Pertumbuhan otomotif yang tinggi itu pula yang memicu kalanga prinsipal otomotif dunia ramai-ramai berkomitmen menambah investasi baru hingga di atas US$2 miliar di Indonesia sejak tahun lalu.
“Sebaiknya, berbagai aspek regulasi yang mengganggu industri otomotif layak ditinjau ulang. Pembatasan BBM untuk kapasitas mesin tersebut dan penaikan uang muka minimum sangat potensial menurunkan daya beli dan pasar tahun ini,” katanya hari ini.
Terlebih, Gaikindo mencatat pasar mobil hingga 1.300 cc dan di atas 1.300 cc terbilang sangat gemuk, bahkan untuk beberapa segmen selalu mendominasi penjualan mobil secara nasional.
Kendaraan yang masuk pada segmen penggerak roda (wheel drive) 4x2 meliputi sedan kecil, kompak, MPV, hingga SUV mencapai 595.509 unit atau 66,6% dari total penjualan mobil pada tahun lalu.(msb)