JAKARTA--Kepariwisataan dan kewirausahaan merupakan dua sektor yang saling berkaitan. Di negara maju, pengembangan keduanya berkontribusi besar untuk kesejahteraan masyarakat.
Rektor Universitas Sahid Toni Atyanto Dharoko mengatakan keduanya merupakan multifaset yang mampu bersinergi dengan sektor lain sehingga mempunyai multiplier effect. Jika mampu menyinergikan sumber daya manusia, dapat meningkatkan kesejahteraan.
"Kita wajib menjaga agar kedua sektor ini terus berkembang. Diperlukan pemahaman mengenai permasalahan, kekuatan, dan kelemahan Indonesia agar mempercepat proses pengembangannya," kata Toni saat membuka Seminar Nasional Revitalisasi Industri Pariwisata & Kewirausahaan Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa, Selasa (5/3/2013).
Seminar nasional ini diadakan guna memperingati Dies Natalis USahid ke-25. Pembicara lain yang hadir antara lain Bahar Buasan (anggota DPD RI), Nunung Rusmiati (Presiden Direktur PT Patih Indo Tours), Jhonie Sugiarto (Presiden El Jhon Media), dan Rudy Suteja (Direktur Cimahi Creative Community).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya Nugroho B. Sukamdani menuturkan
selama ini pariwisata adalah bisnis yang unik. Menurutnya pariwisata mempunyai perbedaan dibandingkan dengan sektor yang berorientasi ekspor.
"Kalau bisnis sektor tambang, harus menggali emas atau tembaga. Kemudian diproses, dikemas, diekspor dulu baru kita mendapatkan devisa. Dalam pariwisata turis itu datang sendiri bawa dollar. Mereka membeli tiket pesawat yang murah, tetapi di kantongnya menyiapkan uang rata-rata US$2.000 untuk dibelanjakan dan melihat objek wisata," ujar Nugroho.
Dia menuturkan biasanya wisatawan mancanegara hanya membeli oleh-oleh atau mengambil gambar di destinasi wisata. Tidak ada sumber daya alam yang dikorbankan atau dieksploitasi. Bahkan, jika dicermati mereka rela menabung, mengambil cuti, dan melakukan perjalanan jauh untuk memberikan devisa ke Tanah Air.
Pariwisata Indonesia merupakan magnet bagi dunia. Indikatornya, destinasi wisata seperti Bali maupun Nusa Tenggara selalu ada hotel yang diresmikan, toko suvenir dibuka dan pertunjukan dikembangkan. (bas)