BISNIS. COM, SEMARANG – Laju inflasi Jawa Tengah pada Maret 2013 menembus ekspektasi dari Bank Indonesia yang sebelumnya sempat optimis di bawah 5,3% secara tahunan.
Badan Pusat Statistik Jateng mengumumkan tingkat inflasi pada Maret sebesar 0,92% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya tingkat inflasi Jateng menembus 6,24%.
Laju kenaikan harga itu lebih tinggi dari prediksi Bank Indonesia yang optimis inflasi year on year pada triwulan I/2013 berada pada kisaran 4,8%–5,3%. Selain itu, tingkat inflasi Jateng juga melampaui nasional sebesar 0,63% month to month atau 5,90% year on year terdorong kenaikan harga bahan makanan.
Joni Swastanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jateng-DIY, mengatakan melonjaknya inflasi masih disebabkan oleh kelompok volatile foof berupa bawang dan cabe. “Kenaikan tersebut, dipicu antara lain oleh factor pasaokan yang kurang memadai,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/4/2013).
Menurutnya, diperlukan upaya perbaikan serius dari sisi produksi dengan mengutamakan peningkatan produktivitas terutama di sentra-sentra penghasil komoditas itu.
“Selain itu, waktu impor juga perlu diperbaiki, terutama untuk komoditas yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri secara banyak, seperti bawang putih,” ujarnya.