BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia diprediksi akan membutuhkan 800 hotel seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara atau wisnus menjadi 400 juta kunjungan selama 10 tahun.
Chairman HVS China and Southeast Asia David Ling menngatakan tahun lalu jumlah kunjungan wisnus mencapai 245 juta. Melihat tren pertumbuhan rata-rata 3% per tahun, maka jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat.
“Perkiraan saya sekitar 200 juta orang Indonesia akan melakukan kunjungan wisata sampai 3 kali dalam setahun. Itu memerlukan 800 hotel lagi dengan jumlah kamar sekitar 100.000 unit. Ini berpotensi menyerap 200.000 tenaga kerja,” kata Ling seusai konferensi Indonesia Hospitality & Tourism Investment, Selasa (7/3/2013).
Peningkatan jumlah kunjungan ini, lanjutnya, ditunjang oleh pendapatan nasional yang semakin naik dilihat dari jumlah kelas menengah. Berdasarkan Bank Dunia, jumlah kelas menengah di Indonesia sudah mencapai 135 juta orang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menjelaskan saat ini sudah banyak investor daerah yang mulai menggeluti bisnis perhotelan, yaknimeeting, incentive, conference, and exhibition (MICE).
“Terlebih ini untuk menyambut adanya pemilu, tetapi biasanya digunakan untuk berbagai pelatihan dan seminar. Sekolah Tinggi Pariwisata (STP), SMK pariwisata, atau dinas pendidikan setempat harus melihat hal tersebut sebagai potensi,” ujar Mari.
Mari menambahkan investor domestik biasanya membuat jaringan hotel sendiri. Jumlah hotel bujet yang dimiliki atau dioperasikan biasanya tidak lebih dari 50 unit dengan masing-masing 100 kamar.
Dengan seiring bertambahnya hotel, tentu saja membutuhkan tenaga kerja. Pertumbuhan investasi hotel ini yang membuat lulusan STP selalu zero unemployment. Bahkan, sebelum lulus sudah ada siswa yang dipesan oleh pihak hotel. (mfm)