BISNIS.COM, JAKARTA—Permintaan beras jenis super diprediksi naik hingga 20% dibandingkan dengan hari normal selama bulan puasa.
Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan peningkatan permintaan ini disebabkan karakteristik masyarakat yang memilih untuk mengkonsumsi jenis yang lebih baik saat puasa.
“Konsumsi beras masyarakat untuk jenis biasa akan menurun, sedangkan jenis super biasanya naik 10%-20%. Saat berbuka biasanya orang ingin menyantap makanan yang lebih enak dibandingkan dengan hari biasa, tak terkecuali beras,” kata Nellys kepada Bisnis, Senin (24/6/2013).
Dia menambahkan komposisi penjualan beras hari normal terdiri dari IR I sebanyak 30%, IR II 40%, IR III 20%, dan Super 10%. Adapun, pasokan beras rata-rata di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 3.000 ton per hari.
Nellys menjelaskan biasanya pada saat puasa dan Lebaran tidak akan ada peningkatan permintaan yang signifikan. Besarannya permintaan rata-rata hanya sekitar 10%-20% dari hari biasa.
Permintaan beras, lanjutnya, telah dipenuhi oleh pedagang sebelum puasa dengan menambahkan pasokan ke pengecer hingga 10%. Penambahan pasokan ini dilakukan lebih awal karena pada H-7 tidak akan ada aktivitas pasar.
“Seminggu sebelum Lebaran biasanya mereka telah pulang kampung. Penambahan pasokan ini juga dilakukan untuk daerah di luar Pulau Jawa hingga 20%,” ujarnya.
Harga beras juga tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan. Saat ini beberapa daerah sentra beras di Jawa Tengah dan Jawa Barat telah panen. Kenaikan harga beras biasanya lebih disebabkan karena kendala saat panen, misal dari cuaca atau puso, atau pasokan yang terhambat.