Bisnis.com, JAKARTA — Eramet Indonesia menargetkan dapat memproduksi 42 juta ton bijih nikel pada 2025. Hal itu seiring dengan telah diperolehnya persetujuan revisi rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) untuk PT Weda Bay Nickel (WBN) tahun ini.
Asal tahu saja, saham WBN dimiliki 90% oleh Strand Minerals dan 10% oleh PT Antam Tbk. Adapun, Eramet Group (Prancis) mengempit 43% saham dari Strand Minerals, sementara 57% sisanya dimiliki oleh Tsingshan Group (China).
CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet menjelaskan, pada tahun ini, pihaknya dapat tambahan kuota produksi sekitar 10 juta ton dalam revisi RKAB tersebut sehingga total produksi bisa mencapai 42 juta ton.
"Kami menargetkan 42 juta ton karena kami baru saja mendapatkan perpanjangan RKAB dari ESDM sebesar 10 juta ton lagi. Jadi, awalnya 32 juta, sekarang menjadi 42 juta," ucap Jerome di Jakarta, Senin (26/8/2025).
Dia memerinci, dari total target produksi 42 juta ton nikel itu, sebanyak 27 juta ton merupakan nikel berjenis saprolit atau nikel kadar tinggi yang akan dijual ke pabrik nickel pig iron (NPI).
Lalu, sebanyak 3 juta ton nikel saprolit lainnya akan diperuntukkan bagi smelter milik korporasi. Sementara itu, produksi nikel jenis limonit (kadar rendah) ditargetkan mencapai 12 juta ton.
"Perpanjangan RKAB yang kami dapatkan adalah untuk limonit. Itu untuk memasok pabrik HPAL [high pressure acid leach] di Weda Bay," imbuh Jerome.
Lebih lanjut, dia mengatakan, perusahaan juga mematok target produksi serupa untuk RKAB 2026, yakni 42 juta ton. Menurutnya, berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan, kapasitas tambang WBN mampu mencapai 60 juta ton per tahun.
Jerome pun berharap Eramet bisa mendapatkan persetujuan RKAB untuk menambang 60 juta ton nikel pada 2027 atau 2028.
"Saat ini, kami memiliki 42 juta ton. Jika kami bisa mendapatkan, misalnya pada 2027, 2028, kami bisa mendapatkan 60 juta ton. Itu akan membantu kami memasok industri HPAL," katanya.
Eramet Dapat Restu Produksi 42 Juta Ton Nikel di Weda Bay Tahun Ini
Eramet Indonesia menargetkan produksi 42 juta ton nikel di Weda Bay tahun ini setelah mendapat revisi RKAB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : M Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

3 menit yang lalu
Korsel Gagal Lobi AS, Trump Kekeuh Tarif Impor 15%

17 menit yang lalu
Kabinet Prabowo Makin Gemuk di Tengah Gembar-gembor Efisiensi Anggaran

19 jam yang lalu
PGN Pastikan Pelanggan Industri Terlayani Optimal 100%

1 jam yang lalu