Bisnis.com, SAMPIT - Angkutan mudik lebaran Idulfitri 1434 Hijriyah diingatkan mewaspadai cuaca buruk seperti gelombang tinggi yang rawan terjadi saat musim pancaroba di perairan laut Jawa.
"Kami minta nakhoda selalu memperhatikan cuaca dan informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara H Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Yulida Warni di Sampit, Selasa (16/7/2013).
Dia menyatakan jangan memaksa berlayar kalau gelombang tinggi. Prakiraan cuaca penting diperhatikan bagi nakhoda kapal angkutan maupun melayan yang hendak melaut. Gelombang tinggi yang bisa muncul akibat angin kencang, bisa mengancam keselamatan pelayaran.
Nakhoda harus memerhatikan prakiraan cuaca laut di jalur yang akan dilalui. Seperti keberangkatan kapal dari Pelabuhan Sampit menuju Semarang atau Surabaya, tentu harus memerhatikan kondisi laut Jawa.
"Tinggi gelombang saat ini antara dua hingga tiga meter jadi patut diwaspadai," ucap Yulida.
Meski lebaran Idulfitri masih tiga pekan lagi, arus mudik melalui Pelabuhan Sampit mulai mengalir. Ribuan penumpang yang didominasi karyawan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan di Kotim dan sekitarnya, memilih mudik lebih awal.
Para pekerja sengaja mudik lebih awal karena ingin lebih lama di kampung halaman sehingga mereka sengaja mengajukan cuti. Bisa mudik saat lebaran menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka setelah bekerja cukup lama di Kotim.
Pekerja di perkebunan kelapa sawit dan pertambangan memang banyak menghabiskan waktu di lokasi kebun atau tambang. Tidak sedikit dari mereka yang datang ke Kotim hanya seorang diri, sedangkan anak dan istri mereka tinggal di kampung halaman.
"Setahun sekali, saya rasa ini sangat wajar. Keluarga kami kan banyak di Jawa, kangen juga kalau lama tidak bertemu. Biasanya kalau Lebaran kami memang mengupayakan agar bisa selalu mudik," ucap Dianur, seorang pekerja.