Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan berencana mengumumkan rencana investasi swasta senilai sekitar US$150 miliar di Amerika Serikat saat pertemuan Presiden Lee Jae Myung dengan Presiden AS Donald Trump.
Menurut laporan harian Hankyoreh yang dilansir dari Bloomberg, Kamis (21/8/2025), paket investasi tersebut mencakup proyek yang sudah berjalan maupun yang baru, dan terpisah dari komitmen investasi Korea Selatan sebesar US$350 miliar di AS yang menjadi bagian dari kesepakatan dagang bulan lalu.
Meski paket US$150 miliar akan menjadi sorotan dalam pertemuan puncak, pejabat pemerintah tidak memperkirakan ada pembahasan lebih lanjut mengenai dana investasi US$350 miliar, yang sebelumnya menjadi poin utama perjanjian dagang kedua negara, kata Hankyoreh mengutip sumber resmi.
Kesepakatan dagang yang dicapai pada Juli lalu menetapkan tarif impor barang asal Korea Selatan ke AS sebesar 15%, salah satu tarif terendah yang pernah diberikan.
Pertemuan Lee dengan Trump pada 25 Agustus mendatang dipandang sebagai agenda penting, yang juga akan mencakup isu-isu keamanan.
Kementerian Perindustrian Korea Selatan menyatakan pada Rabu malam bahwa skala detail investasi yang akan diumumkan dalam KTT tersebut belum ditentukan.
Baca Juga
Sejumlah perusahaan besar Korea Selatan telah memiliki rencana investasi di AS, termasuk pabrik semikonduktor bernilai miliaran dolar milik Samsung Electronics Co. di Texas serta komitmen Hyundai Motor Group sebesar US$21 miliar untuk fasilitas kendaraan dan baja.
Tahun lalu, Hanwha Ocean Co. dan Hanwha Systems Co. mengakuisisi Philly Shipyard senilai US$100 juta. Induk usahanya, Hanwha Group, juga tengah menyiapkan rencana investasi terkait kerja sama galangan kapal di AS.
Melansir laporan Kantor Berita Yonhap, pemimpin konglomerasi besar Korea Selatan seperti Jay Y. Lee dari Samsung, Euisun Chung dari Hyundai Motor, Chey Tae-won dari SK, dan Koo Kwang-mo dari LG dipastikan ikut dalam rombongan ke AS. Nama lain yang disebut akan bergabung adalah Kim Dong-kwan dari Hanwha Group, Chung Ki-sun dari HD Hyundai, serta Walter Cho dari Hanjin Group.
Adapun pemerintah Korea Selatan sebelumnya menegaskan bahwa komitmen investasi US$350 miliar dalam kesepakatan dagang dengan AS sebagian besar berbentuk jaminan pinjaman, bukan penyertaan modal langsung. Dengan demikian, komitmen ekuitas nyata diperkirakan tetap di bawah 5%.